Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Jembatan Bambu Senilai Rp 200 Juta, Ini Penjelasan Pemkab Ponorogo

Kompas.com - 20/12/2020, 11:17 WIB
Muhlis Al Alawi,
Rachmawati

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Sebuah jembatan bambu di Kabupaten Ponorogo menjadi sorotan karena pembangunannya disebut menghabiskan dana Rp 200 juta. Jembatan tersebut menghubungkan Desa Pandak dan Desa Bulak.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto menjelaskan tentang jembatan anyaman bambu senilai Rp 200 juta yang viral di media sosial.

Ia mengatakan awalnya warga meminta jembatan yang menghubungkan dua desa di Ponorogo tersebut direhab. Jembatan tersebut posisinya rendah dan memicu banjir saat air sungai meluap. Selain itu jembatan itu hanya hanya memiliki lebar 2 meter.

Baca juga: Fakta Jembatan di Aceh Utara Rusak Dihantam Banjir, 282 Warga Terisolasi, Bantuan Dikirim dengan Speedboat

Setelah menerima usulan warga, Bappeda meminta DPUPR menghitung kebutuhan anggaran pembangunan jalan tersebut. Setelah dihitung kebutuhan anggaran untuk rehab jembatan tersebut sekitar Rp 500 juta hingga Rp 600 juta.

Namun anggaran yang tersedia saat itu hanya Rp 200 juta saja.

Hal tersebut disampaikan ke pemerintah desa dan mereka setuju pembangunan jembatan dilakukan secara bertahap.

Anggaran Rp 200 juta itu kemudian digunakan untuk pembangunan pondasi jembatan bagian kanan dan kiri. Pembangunan pondasi tersebut sudah diselesaikan di tahun 2020.

Baca juga: Jembatan Putus akibat Banjir di Aceh Utara, 282 Orang Menanti Speedboat

Setelah pondasi jembatan selesai dibangun, warga di Desa Pandak dan Desa Bulak memiliki inisiatif patungan untuk membuat lantai jembatan dengan bahan anyaman bambu sehingga jembatan itu untuk sementara dapat dilewati sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki.

“Pembangunan jembatan itu merupakan aspirastif dari legeslatif  desa setempat. Pembangunan jembatan itu atas permintaan warga karena kondisi jembatan sudah lama,” kata Jamus yang dihubungi Kompas.com, Jumat (18/12/2020).

Meski berbahan anyaman bambu, ia mengatakan jembatan tersebut aman untuk dilewati sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki. Apalagi kanan kiri jembatan dipasang pagar berbahan bambu.

Baca juga: Jembatan Putus Dihantam Banjir di Aceh Utara, Satu Desa Terisolasi

Jamus menyatakan dari sisi teknis tidak ada persoalan bila pembangunan jembatan dilakukan secara bertahap.

“Pembangunan pondasi tidak akan mengganggu konstruksi. Untuk kelanjutan proyek itu menjadi kewenangan selaku opd perencana pembangunan. Diharapkan kelanjutan pembangunan jembatan ini akan dilakukan tahun depan,” kata Jamus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com