Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Satu Keluarga di Pekanbaru Terpapar Covid-19, Dua Meninggal Dunia

Kompas.com - 20/12/2020, 08:01 WIB
Idon Tanjung,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sehabis salat Jumat di Masjid AR-Rosyidin, Ahmad S Udi langsung pulang ke rumahnya.

Masjid itu berada persis di depan rumahnya di Jalan Ar Rosyidin, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.

Sebelum masuk ke dalam rumah, laki-laki 49 tahun ini terlebih dahulu menyemprotkan hand sanitizer ke tangannya.

Baca juga: Satu Keluarga Terpapar Corona Setelah Ikuti Hajatan Nikah di Madiun

Masker tetap melekat di wajahnya dan tidak duduk berdekatan dengan tiga orang anaknya yang sedang menonton televisi.

Begitu juga dengan istrinya, Rosni (39), berjaga jarak.

Hal itu diterapkan setiap hari. Pasalnya, Ahmad masih trauma setelah terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Bukan hanya Ahmad, belasan orang keluarganya diserang virus mematikan itu.

Bahkan, dua orang saudaranya sampai meninggal dunia setelah tidak sanggup melawan virus itu.

"Kami sekeluarga 18 orang yang terpapar Covid-19. Yang kena itu saya, istri, anak dua orang, ibu saya, adik saya dan keluarga besan saya lainnya. Abang dan kakak saya meninggal dunia," akui Ahmad saat ditemui Kompas.com, Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Selain Kluster Keluarga, Pelaku Perjalanan Sumbang Lonjakan Kasus Covid-19 di Banjarmasin

Ahmad bercerita, awalnya abangnya yang paling tua mengeluhkan demam lalu dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru.

Setelah mendapat penanganan medis, kondisi abangnya masih belum membaik.

Kata Ahmad, prosedur penanganan saat itu dilakukan petugas medis seperti biasa. Bukan standar penanganan Covid-19.

Keluarga pun bebas menjenguk dan berkontak, karena tidak menyangka pasien bergejala Covid-19.

"Kami sekeluarga pun datang menjenguk. Karena enggak tahu kalau abang saya gejala Covid-19. Penanganan rumah sakit seperti biasa," kata Ahmad.

Beberapa hari dirawat, kondisi abangnya makin memburuk. Setelah dilakukan swab test, rupanya abangnya positif Covid-19.

Ahmad kala itu cemas. Soalnya, dia sempat bersalaman dengan abangnya.

Begitupun dengan kakaknya yang menjaga abangnya selama di rumah sakit.

Takdir berkata lain, abangnya meninggal dunia akibat Covid-19.

"Seminggu setelah itu, kakak saya yang meninggal dunia, positif Covid-19. Karena kakak yang jagain abang saya," kenang bapak empat anak ini.

Baca juga: Gara-gara Belum Tes Covid-19, Ibu Hendak Melahirkan Tak Dilayani Rumah Sakit, Keluarga Mengamuk

Tiga hari setelah kehilangan kakaknya, Ahmad mulai merasakan gejala demam.

Ia pun pergi memeriksakan diri ke rumah sakit, dengan harapan demam itu sembuh.

Namun, demamnya berkelanjutan dan ditambah sesak napas.

Setelah dilakukan swab test, Ahmad dinyatakan positif Covid-19 pada 20 November 2020.

Ahmad pun harus dirawat ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih serius.

Karena Ahmad sudah dinyatakan positif Covid-19, istri dan empat orang anaknya dilakukan swab test.

Hasilnya, istri dan dua orang anaknya juga dinyatakan positif Covid-19.

"Anak saya yang positif Covid-19 umur 11 tahun dan sembilan tahun. Gak ada gejala. Kalau istri bergejala demam. Saya sama istri dirawa satu ruangan. Kalau anak di ruangan lain," ujar Ahmad.

Tak hanya itu, ibu, adik dan belasan saudara juga dinyatakan positif Covid-19. Mereka juga dirawa di rumah sakit.

Ahmad kini bersyukur telah sembuh. Ia dinyatakan sembuh dan dipulangkan pada 5 Desember 2020, setelah dua pekan dirawat.

Begitu juga dengan saudara-saudaranya sudah banyak yang sembuh.

"Sekarang tinggal satu adik saya yang masih dirawat. Kami berdoa semoga segera sembuh," kata Ahmad.

Baca juga: Viral Video Ibu Hamil Tak Dilayani Tim Medis, Keluarga Mengamuk di RS

Pendiri ojek online Riau (Ri-Jek) ini mengaku, setelah dinyatakan sembuh, masih merasakan sesekali sesak napas. Sepekan lamanya ia menggunakan oksigen.

"Sekarang alhamdulillah sudah pulih dan kembali beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," tambah Ahmad.

Menurut dia, kunci sembuh dari Covid-19, pertama rutin meminum obat yang diberikan dokter, kemudian tidak terlalu cemas dan istirahat cukup.

"Positif thinking saja, jangan terlalu cemas dan dan minta kesembuhan kepada Allah SWT," sambung Ahmad.

Merasa dikucilkan

Meski sudah sembuh dari Covid-19, Ahmad mengaku masih banyak berada di rumah. Ia membatasi kegiatannya seperti biasa.

Begitupun dengan anak dan istrinya lebih banyak beraktivitas di dalam rumah.

Setiap keluar rumah saat ada keperluan, selalu menggunakan masker dan mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak.

Setelah sembuh, Ahmad mengaku belum ada warga di sekitar tempat tinggalnya datang bersilaturahmi ke rumahnya. Ia pun ada merasa dikucilkan.

"Sampai sekarang tetangga saya belum ada yang menjenguk. Masih belum nyaman mungkin ketemu kami," aku Ahmad.

Baca juga: Melayat Anggota Keluarga yang Ternyata Positif Covid-19, Guru SD Terinfeksi Corona, 20 Orang Ikut Terpapar

Namun, ia memahami keadaan. Menurut Ahmad, warga tetangga belum mau menjenguk sebagai bentuk waspada dari penularan Covid-19.

"Tapi saya berharap, pasien yang sudah sembuh jangan dikucilkan," tutur Ahmad.

Pesan bagi yang tak percaya Covid-19

Sudah sembilan bulan Covid-19 mewabah, ternyata masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19.

Ahmad sendiri mengakui ada menemukan kelompok masyarakat warga yang tak percaya dengan penyakit tak kasat mata mematikan itu.

"Bagi masyarakat yang tidak percaya, yakinlah bahwa virus ini nyata," ucap Ahmad.

Ia mengaku tak mempermasalahkan warga percaya atau tidak dengan virus corona.

Baca juga: 7 Tahanan Polresta Pekanbaru Kabur, Polisi: Satu Menyerahkan Diri

Kendati demikian, ia berharap masyarakat terus waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan.

"Percaya atau tidak merekalah yang menentukan. Tapi, mengacu pada kami satu keluarga ada 18 orang yang positif corona, kemudian dua jiwa yang tak terselamatkan, apakah mungkin direkayasa. Apa untungnya bagi kami. Saya dan istri dirawat di rumah sakit, anak tidak ada yang merawat di rumah. Saudara-saudara saya juga begitu, anaknya ada yang dititipkan ke tetangga," ungkap Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com