Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mbah Asih Sang Juru Kunci, Penjaga Pintu Gunung Merapi

Kompas.com - 20/12/2020, 07:08 WIB
Rachmawati

Editor

Mereka juga menjaga dan menutup akses jalan ke lokasi-lokasi wisata yang berada di daerah rawan seperti lokasi wisata Klangon Kalitengah Lor yang jaraknya hanya sekitar tiga kilometer dari puncak Merapi.

Menurut Kepala BPPTKG Hanik Humaida, lembaganya selalu memperbarui data dan informasi yang kemudian disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai fasilitas media sosial dan aplikasi agar mudah diakses.

"Masyarakat agar mengikuti informasi dari kami dan imbauan pemerintah setempat. Tentunya berita informasi yang resmi dari pemerintah," kata Hanik.

Baca juga: Akibat Guguran Lava, Morfologi Gunung Merapi Berubah, Permukaan Kawah Terangkat

Juru kunci Merapi di era teknologi

Asih sebagai Juru Kunci Merapi, mengambil peran untuk menginformasikan kepada masyarakat sekitar Merapi untuk lebih hati-hati dan waspada. Dia bergabung dan berbaur dengan masyarakat untuk berjaga dan selalu mengamati kondisi Merapi.

"Kalau ada sesuatu, kami ikut berperan menginformasikan kepada masyakat agar mereka bisa segera tahu," katanya.

Hanik pun mengaku berkoordinasi dengan Asih sebagai Juru Kunci Merapi untuk menyampaikan informasi aktivitas terbaru Gunung Merapi. Asih juga pernah datang ke kantor BPPTKG untuk melihat aktivitas orang-orang di BPPTKG dalam melakukan pemantauan Merapi.

"Saya kira informasi dari BPPTKG diikuti Mas Asih, beliau juga mengikuti perkembangan dari kami," kata Hanik.

Baca juga: Sleman dan Klaten Siap Terima Pengungsi Gunung Merapi Lintas Wilayah

Informasi tentang aktivitas Merapi dari BPPTKG yang menggunakan teknologi modern itu lebih populer di masyarakat generasi sekarang yang lebih karib dengan dunia digital dan internet.

Beberapa masyarakat generasi sekarang lebih mempercayai informasi dari lembaga seperti BPPTKG karena berbasis data dan bisa dan menggunakan teknologi canggih.

Rustiningsih Dian Puspitasari (20), seorang mahasiswi salah satu univeristas swasta di Yogyakarta, mengaku lebih memilih informasi dari BPPTKG soal aktivitas Merapi karena merupakan lembaga resmi pemerintah dan bisa dipercaya data-datanya.

"Kita realistis saja. Lebih memilih informasi di berita atau lembaga yang sudah menyediakan informasi itu karena mereka berbasis data," katanya.

Baca juga: BPBD Sleman Siapkan 4 Barak Pengungsian Gunung Merapi

Menurut Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, peralatan BPPTKG untuk melakukan pemantauan Gunung Merapi sangat lengkap.dok BBC Indonesia Menurut Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, peralatan BPPTKG untuk melakukan pemantauan Gunung Merapi sangat lengkap.
Namun ada juga generasi muda yang menggabungkan kedua jenis informasi tersebut, Ismi Nadiyatul Fatikah (21), misalnya.

Menurutnya, dia akan melihat informasi dari lembaga seperti BPPTKG dan juga informasi dari Juru Kunci Merapi karena keduanya memiliki sudut pandang yang berbeda.

"Kalau saya dua-duanya harus dilihat, dari sudut pandang BPPTKG dan dari sudut pandang pandang leluhur kita," kata Ismi yang masih kuliah di salah satu kampus negeri di Yogyakarta.

Mayoritas kaum muda yang mengedepankan teknologi pun sepakat bahwa keberadaan Juru Kunci Merapi harus tetap dipertahankan sebagai pelestari yang menghidupkan kearifan lokal warga Merapi dan penjaga tradisi.

Baca juga: Status Tanggap Darurat Bencana Merapi di Sleman Diperpanjang hingga Akhir Desember

"Menurut saya pribadi masih penting, karena (Juru Kunci Merapi) salah satu warisan budaya dan leluhur kita masih mempercayai adanya juru kunci di gunung tertentu, jadi masih perlu," kata Ismi.

Meskipun begitu, ada pula yang berkata tidak semua orang percaya pada hal-hal mistis dan gaib yang lekat dengan predikat juru kunci.

"Lebih penting ke data yang berbasis teknologi dari pada juru kunci yang mungkin bagi orang basisnya mistis atau hal gaib. Kalau bicara secara keilmuan bisa dibuktikan dengan bukti dan data serta ada alat untuk mengukur apakah statusnya naik atau turun."

Baca juga: Pengungsi Merapi Kebanyakan Lansia dan Anak, Bilik Ayah Bunda di Pengungsian Dipertanyakan

"Kalau juru kunci ini kan kayak kita percaya dan nggak percaya," kata Katarina Widhi Arneta Sari, mahasiswi kampus swasta di Yogyakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com