Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Lawan Istri hingga Bapak Vs Anak di Pilkades Serentak Kabupaten Ciamis

Kompas.com - 19/12/2020, 15:33 WIB
Candra Nugraha,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Ciamis mencatat terdapat dua pasangan suami istri yang bertarung memperebutkan kursi kepala desa di pilkades serentak pada Sabtu (19/12/2020).

Ternyata, tak cuma pasangan suami istri, Haerudin dan Yuliani, yang bertarung memperebutkan kursi kepala Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti.

"Ada dua pasangan suami istri yang ikut pilkades," kata Kabid Pemerintahan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Ciamis, Risa Sugara saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu.

Pasangan suami istri, Nana Juhana dan Dian Rahmawati, juga saling memperebutkan kursi kepala Desa Jagabaya, Kecamatan Panawangan.

Selain pasangan suami istri, ada bapak dan anak yang juga bertarung memperebutkan kursi kepala Desa Bendasari, Kecamatan Sadananya.

Baca juga: Pria Ini Lempar Bom Molotov ke Rumah Pacarnya, Polisi: Sakit Hati karena Cintanya Diputus

Di Pilkades Bendasari, calon petahana Jalil Kurdiana harus melawan anaknya sendiri, Herdi Hidayat.

Risa mengatakan, fenomena suami melawan istri dan bapak bertarung dengan anaknya di pilkades itu tak melanggar aturan.

Setiap warga negara memiliki hak yang sama.

"Dalam aturan, tidak ada larangan suami istri, serta bapak dan anak ikut pilkades," jelas Risa.

Karena tak ada calon lain

Fenomena anggota keluarga saling bertarung di pilkades ini terjadi karena aturan yang tak mengizinkan calon tunggal. 

 

Ketua Pelaksana Pilkades Padamulya Nurhidayat mengatakan, pemilihan tak bisa digelar jika hanya ada satu calon yang mendaftar.

"Tidak boleh satu orang calon. Sudah diatur di peraturan bupati," kata Nurhidayat saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Sementara itu, calon kepala Desa Padamulya, Haerudin menyebutkan, hingga H-5 pendaftaran tak ada calon yang mendaftar.

Haerudin yang pernah menjabat sebagai kepala desa, mendorong petahana mendaftarkan diri. Ia juga meminta perangkat desa, tokoh masyarakat, dan pemuda untuk mencalonkan diri.

"Namun tidak ada yang mendaftar. Mereka malah mendorong saya maju," kata Haerudin.

Baca juga: Pukul dan Tendang Polisi yang Bubarkan Aksi 1812, Seorang Pemuda Ditangkap

Akhirnya, Haerudin memutuskan maju. Namun, persoalan lain muncul, pilkades tak bisa digelar jika diikuti satu calon.

Di menit-menit terakhir, istrinya, Yuliani mendaftar ke panitia pemilihan desa.

Alasan yang sama juga membuat Pilkades Bendasari harus diikuti oleh bapak dan anak. 

Calon kepala desa petahana, Jalil Kurdiana mengatakan, tak ada warga yang mendaftarkan diri sebagai calon.

Sehingga, anaknya mendaftar sebagai calon kepala desa agar pilkades tetap berjalan.

"Anak saya baru mendaftar saat pendaftaran akan ditutup," ucap Jalil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com