Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Klaster Pilkada, Ahli Sebut Kasus Bertambah karena Penelusuran Kontak Erat Sangat Lemah

Kompas.com - 19/12/2020, 11:33 WIB
Rachmawati

Editor

"Kesalahan terbesar itu pada contact tracing di Indonesia yang sekarang sudah menurun dari 20-30 pada April menjadi hanya 10 dalam satu kasus, jadi bayangkan betapa menurunnya," kata Yunis.

Akibatnya, kata Yunis, kemungkinan yang terinfeksi berinteraksi dengan orang lain sangat besar di tengah kerumunan massa dalam pelaksanaan pilkada.

Baca juga: Cegah Klaster Pilkada, Kapolri Keluarkan 5 Instruksi

"Kedua, pedoman Menkes tidak memeriksa pada kontak tanpa gejala, sehingga OTG tidak bisa ditangkap dengan pedoman itu. Akhirnya, orang terinfeksi, apalagi tanpa gejala berkeluyuran dan besar kemungkinan tercipta klaster pilkada," ujarnya.

Dengan penelusuran kontak yang baik dapat memutus penyebaran. "Contact tracing tidak dilaksanakan, ibarat telur setengah matang, jadi gampang hancur, kena semuanya," katanya.

Penurunan penelusuran kontak kata Yunis disebabkan peningkatan kasus yang luar biasa tanpa diimbangi oleh jumlah petugas, "dan juga itu perlu dana banyak makanya tidak masif dilakukan," katanya.

Baca juga: 5 Bapaslon Langgar Protokol Kesehatan, KPU Khawatir Muncul Klaster Pilkada di Banten

Berdasarkan data percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia (17/12), total kasus positif meningkat 7.354 dibanding kemarin menjadi total 643.508 dengan jumlah kematian 19.390 jiwa. Sementara untuk yang sembuh berjumlah 526.979 orang.

Jumlah kasus sekarang meningkat sekitar empat kali lipat dibandingkan dengan 4 September 2020 lalu saat pendaftaran calon pilkada dibuka yang berjumlah sekitar 180 ribu kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com