Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Tahun Baru, Lokasi Wisata Gunungkidul Steril dari Kerumunan

Kompas.com - 18/12/2020, 11:48 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, bersama instansi terkait akan memantau kerumunan di malam pergantian tahun baik di objek wisata. Objek wisata menjadi lokasi yang menjadi perhatian khusus.

Sekda Kabupaten Gunungkidul, Drajad Ruswandono mengatakan, pemerintah melarang perayaan tahun baru dilakukan masyarakat, kebijakan tersebut dilakukan demi memutus mata rantai virus Corona agar tidak semakin meluas.

Pihaknya juga rapat koordinasi lintas sektoral terkait libur Natal dan Tahun Baru (nataru) di Bangsal Sewokoprojo Wonosari.

Baca juga: Hasil Rapat Pleno KPU Gunungkidul, Sunaryanta-Heri Susanto Unggul

 

"Protokol kesehatan menjadi prioritas agar Covid-19 tidak semakin meluas. Setelah rapat ini akan ada peninjauan ke lokasi objek vital yang berpotensi mengundang kerumunan," ucap Drajad di Bangsal Sewokoprojo Kamis (17/12/2020).

"Semua aktivitas (malam tahun baru) tidak ada termasuk di alun-alun," kata Drajad. 

Disinggung mengenai kawasan wisata, dia mengatakan, mulai 24 Desember 2020 sampai dengan 3 Januari 2021 Dinas Pariwisata (dispar) akan terus melakukan pemantauan di lapangan seperti, objek wisata.

"Sehingga jika ada kerumunan pihak aparat sepakat dibubarkan. Semua aktivitas dibatasi termasuk  di alun-alun Wonosari, tidak ada aktivitas pergantian malam tahun baru," kata Drajad.

Baca juga: Wonogiri Zona Merah, Semua Tempat Wisata Ditutup Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Kawasan wisata pantai buka 24 Jam

Kepala Dispar Gunungkidul Asty Wijayanti mengatakan, tidak ada event kerumunan yang ada di kawasan wisata.

Untuk libur Natal dan Tahun Baru pihaknya menyiapkan tim 511 orang petugas lintas sektoral. Meski uji coba terbatas pembukaan kawasan wisata, Dispar Gunungkidul memastikan kawasan wisata pantai buka 24 jam dengan pengawasan penuh.

"Kami tidak menyelenggarakan event sama sekali," ucap Asty.

Untuk target kunjungan selama 24 Desember 2020 sampai dengan 3 Januari 2021 sebanyak 204.822 kunjungan dengan jumlah pendapatan sebesar Rp 1,5 miliar.

 

Pihaknya menetapkan target terukur pada libur Natal dan Tahun Baru. Adapun untuk tanggal 24 sampai 31 Desember 2020 menargetkan 147.067 orang dengan pendapatan Rp 1,1 miliar, dan target 1 Januari 2021 sampai dengan 3 Januari 2021 jumlah pengunjung 57.765 orang dengan jumlah pendapatan Rp 439.592.500.

Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Destinasi Wisata, Dispar Kabupaten Gunungkidul, Supartono mengaku telah menyiapkan destinasi dengan pemberian sarana dan prasarana untuk penegakan protokol kesehatan.

Adapun sebanyak 55 destinasi wisata, 11 hotel dan 15 rumah makan telah diverifikasi dalam penerapan protokol kesehatan.

Bantuan sarana prasarena seperti wastafel tempat cuci tangan, masker, tempat sampah, hand satitizer, sabun cair, tenda isolasi, velbed serta rambu rambu informasi.

Selain itu juga kampanye protokol kesehatan telah diberikan kepada pengelola dan  dipasang di destinasi wisata. 

Wisatawan harus isi aplikasi "Visiting Jogja"

Agar memudahkan pendataan, wisatawan diharapkan melakukan reservasi melalui aplikasi "visiting jogja".

Kebijakan penutupan sehari pada awal pekan atau Senin juga dirubah. Khusus 28 Desember 2020, tetap buka dan melayani wisatawan.

Ketua PHRI Gunungkidul Sunyoto mengakui pihaknya sudah siap menerima tamu dari berbagai wilayah dengan menerapkan protokol kesehatan penuh selama libur Natal dan Tahun Baru.

Untuk mencegah penularan Covid-19, petugas yang bertugas dianggota PHRI wajib menggunakan masker, sarung tangan hingga pelindung wajah.

Diakuinya, setelah beberapa bulan mengalami penurunan signifikan, saat ini wisatawan sudah kembali berkunjung, meski belum seperti hari normal.

"Pada intinya kita siap menyambut wisatawan libur nataru," kata Sunyoto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com