Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didiagnosis Gizi Buruk, Dominggus Berpulang Tinggalkan Adik yang Lumpuh dan Ibu di Gubuk Reyot

Kompas.com - 16/12/2020, 12:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Dominggus Japa Loka (17) sempat mendapatkan kabar bahagia, setelah ada pihak yang bersedia membiayai pengobatannya.

Namun ternyata Tuhan berkehendak lain.

Remaja asal Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu meninggal dalam proses penanganan medis.

Dominggus meninggalkan ibunya, Regina Deta Karere (38).

Sang ibu sudah hampir delapan tahun merawat Dominggus yang mengalami kelumpuhan.

Regina saat ini masih harus berjuang menjalani hidup bersama anak keduanya yang juga lumpuh, Ferdianus Bali Mema (10) di sebuah gubuk reyot.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu kisah ini. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat, klik di sini untuk donasi.

Baca juga: Putra Sulung yang 8 Tahun Lumpuh Meninggal, Regina: Hidup Ini Tidak Ada Harapan Lagi...

Meninggal saat berobat

Regina Deta Karere (38) tampak memegang peti jenazah anaknya Dominggus Japa Loka (17) yang disemayamkan di rumah kerabatnya di Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Senin (14/12/2020) siang. KOMPAS.com/DOKUMEN PRIBADI LUKAS LOGHE KAKA Regina Deta Karere (38) tampak memegang peti jenazah anaknya Dominggus Japa Loka (17) yang disemayamkan di rumah kerabatnya di Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Senin (14/12/2020) siang.
Dominggus dipertemukan dengan pihak dermawan yang membiayai pengobatan hingga perjalanan Dominggus ke RSUP Sanglah Denpasar, Bali.

Remaja itu bertahun-tahun lumpuh akibat gizi buruk.

Kerabat Regina, Lukas Loghe Kaka (27), mengatakan Dominggus meninggal setelah beberapa jam masuk rumah sakit, Kamis (10/12/2020).

"Kan masuknya sore. Malamnya sudah meninggal," kata Lukas saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/12/2020).

Menurutnya, dokter mendiagnosis Dominggus mengalami gizi buruk kronis.

Selama ini remaja tersebut tak pernah mendapatkan pertolongan medis lantaran terkendala biaya.

Setelah mengembuskan napas terakhir, jasad Dominggus disemayamkan di rumah pamannya dan dimakamkan di Rada Loko.

Baca juga: Derita Regina, 2 Anaknya Menderita Gizi Buruk, Makan Hanya Sekali Sehari dan Tinggal di Gubuk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com