Menurut dia, berita itu kemudian dikapitalisasi dan dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan namanya di Pilkada Sumbar.
Waktu yang sangat pendek jelang hari pencoblosan membuat dirinya tidak berkutik untuk melakukan perlawanan atau memberikan penjelasan kepada masyarakat.
"Saya baru tahu setelah pencoblosan. Saat itu ada ibu-ibu yang menangis melihat saya karena saya disangkanya sudah ditangkap polisi," kata Mulyadi.
"Saya terkejut dan kumpulkan tim. Kemudian cari informasi. Ternyata hampir setiap kabupaten dan kota, berita hoaks itu masif terjadi," ujar Mulyadi.
Bahkan, menurut Mulyadi, berita hoaks itu bukan hanya menyebutkan dirinya ditangkap polisi.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa jika Mulyadi dipilih akan percuma saja, karena Mulyadi didiskualifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Bahkan ada juga yang mengatakan saya ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dan sudah ditahan," kata Mulyadi.
Baca juga: Diduga Langgar Kode Etik, 11 Penyelenggara Pemilu di Sumbar Disidang DKPP
Akibatnya menurut Mulyadi, suaranya banyak hilang dan berpindah ke pasangan calon lain.
"Banyak pendukung kita yang tidak datang ke TPS karena berita hoaks itu. Kemudian ada yang memindahkan pilihannya ke paslon lain. Ini yang membuat kita kalah," kata Mulyadi.