Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Perempuan Penjaga Hutan Lindung di Aceh, Bertemu Pembalak Liar hingga Pasang Tapal Batas

Kompas.com - 16/12/2020, 06:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sekelompok ibu di Kabupaten Bener Meriah, Aceh menjadi penjaga hutan alias ranger. Mereka berpatroli keluar masuk hutan, menghadapi para perambah hutan, dan pelaku penebangan liar.

Medan curam, terjal, dan berbatu-batu di dalam hutan di Kawasan Ekosistem Leuser merupakan hal yang biasa mereka hadapi saat patroli hutan.

Mengaku diberi imbalan Rp 100.000 per orang setiap kali patroli, para ibu ini juga tak segan menggunakan sejumlah barang pribadi seperti jas hujan hingga motor dalam menjalankan tugas sebagai ranger.

Mereka menuturkan bahwa mereka bersedia menjadi ranger karena berharap hutan yang terjaga dapat memastikan pasokan air bagi kaum perempuan di desa mereka.

Baca juga: Sampah Plastik Ancam Keberadaan Hutan Mangrove Jawa

Berikut cerita para ibu ranger hutan itu.

Masdalina namanya. Perempuan usia 43 tahun ini punya segudang profesi, mulai dari pekerja kebun, kader posyandu, hingga penjaga hutan alias ranger di Kawasan Ekosistem Leuser, Aceh.

Ia mengerjakan sedemikian banyak profesi untuk menjadi tulang punggung keluarga, setelah suaminya mengalami lumpuh sebelah badan lima tahun lalu. Sementara kedua orang anaknya masih bersekolah.

Masdalina mengatakan meski setumpuk pekerjaan sudah memenuhi hari-harinya, ia tetap menyisihkan waktu untuk berpatroli di hutan sebagai ranger.

Baca juga: Sepasang Kucing Emas Langka Kini Siap Dilepas ke Hutan

Masdalina memiliki keyakinan bahwa hutanlah yang menjaga kebutuhan air warga, dan air, menurutnya, tiga kali lebih banyak dibutuhkan oleh perempuan.

Namun keyakinan Masdalina tak serta merta membuat suaminya menyetujui Masdalina menjalani peran sebagai ranger.

"Kalau melarang sih nggak, tapi ada juga di hatinya, 'apa sanggup ke hutan?' Tapi kami bilang 'ya harus sangguplah karena bencana kan besar untuk kita, kan untuk menunjang perekonomian kita'. Apabila kita tidak menjaga hutan, apalah nantinya kejadian dampaknya untuk kita?" tutur Masdalina.

Apa saja tugas ranger perempuan?

Mereka menuturkan bahwa mereka bersedia menjadi ranger karena berharap hutan yang terjaga dapat memastikan pasokan air bagi kaum perempuan di desa mereka. Hidayatullah/BBC Indonesia Mereka menuturkan bahwa mereka bersedia menjadi ranger karena berharap hutan yang terjaga dapat memastikan pasokan air bagi kaum perempuan di desa mereka.
Masdalina sudah dua tahun menjadi penjaga hutan.

Salah satu peran rutinnya adalah patroli ke dalam hutan. Seperti pada suatu pagi di awal Desember, wartawan BBC News Indonesia, menyaksikan Masdalina dan kelompoknya bersiap untuk patroli.

Jarum jam menunjukkan pukul 09.00 WIB di desa tempat Masdalina tinggal, Desa Damaran Baru, Kabupaten Bener Meriah.

Baca juga: Keluar-masuk Hutan demi Mengajar, Guru di Riau Ini Kini Lega Bisa Punya Motor

Ia bersama sekelompok ibu, berseragam mengenakan kaos hijau lengan panjang dan sepatu bot berkumpul di satu titik. Perbukitan menjulang di belakang mereka.

Kawasan ini memang kerap dikenal sebagai negeri di atas awan, karena letaknya yang tinggi, sekitar 100-2.500 meter di atas permukaan laut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com