Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Mobil Patroli Polisi Tertabrak Kereta Api, 3 Orang Tewas, Salah Satunya Anggota TNI

Kompas.com - 15/12/2020, 16:23 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Patroli gabungan yang dilakukan anggota polisi dan TNI di Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah, pada Minggu (13/12/2020) malam berujung duka.

Pasalnya, mobil Polsek Kalijambe yang digunakan untuk melakukan patroli tersebut tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Dukuh Siboto RT 011, Desa Kalimacan, daerah setempat.

Akibat insiden itu, tiga orang tewas di lokasi kejadian.

Ketiga korban itu terdiri dari dua orang anggota polisi bernama Aipda Samsul Hadi dan Bripka Slamet Mulyono serta seorang anggota TNI dari Kodim 0725/Sragen bernama Pelda Eka Budi.

Baca juga: Mobil Patroli Polsek Kalijambe Tertabrak Kereta di Sragen, 2 Polisi Tewas, 1 Anggota TNI Belum Ditemukan

1. Perlintasan tanpa palang pintu

Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi mengatakan, saat kejadian itu tiga orang korban sedang melakukan tugas untuk melakukan patroli gabungan.

Namun setibanya di lokasi kejadian, mereka diduga tidak melihat adanya kereta api yang hendak melintas.

Pasalnya, di lokasi perlintasan tersebut diketahui tidak memiliki palang pintu dan penjaga.

"Tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB saat kendaraan (patroli) melintas di Dukuh Kalimacan ada kereta dari arah Pasar Senen menuju menuju ke Blitar dan akhirnya menabrak. Pintu perlintasan itu memang tanpa palang pintu dan tidak ada yang menjaga," katanya kepada wartawan di Sragen, Jawa Tengah, Senin (14/12/2020).

"Saat ini sudah dilakukan evakuasi untuk jenazah atas nama Aipda Samsul Hadi sudah dievakuasi dan Bripka Slamet Mulyono sedang proses. Dan Pelda Eka Budi masih dalam pencarian," tambahnya.

Baca juga: Jenazah Anggota TNI Korban Kecelakaan yang Tercebur ke Sungai di Kalijambe Ditemukan

2. Terjunkan 200 personel gabungan

Dari tiga orang korban kecelakaan tersebut, satu jenazah atas nama Pelda Eka Budi hingga Senin (14/12/2020) malam belum juga ditemukan.

Dari penyelidikan yang dilakukan, korban diduga terpental ke jembatan dan jenazahnya terjatuh ke Sungai Cemara di sekitar lokasi kejadian.

"Indikatornya di jembatan kereta api ini ada bercak darah, sehingga kemungkinan sebelum terlempar dia sempat terhantam pagar jembatan kereta," terang Danrem 074/Warastratama Surakarta, Kolonel Inf Rano Tilaar, kepada wartawan seusai meninjau lokasi kejadian di Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah, Senin.

Untuk melakukan pencarian jenazah korban itu sedikitnya ada 200 personel gabungan diterjunkan. Mulai personel dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD dan tim SAR.

Tim gabungan tersebut selain menyisir di sekitar lokasi kejadian juga melakukan pencarian di aliran sungai hingga sejauh 4 kilometer.

Baca juga: Pencarian Anggota TNI Korban Kecelakaan yang Tercebur ke Kalijambe Digencarkan

3. Jenazah ditemukan mengambang

Setelah hampir dua hari dilakukan upaya pencarian, pada Selasa (15/12/2020) jenazah Pelda Eka Budi akhirnya berhasil ditemukan.

Jenazah korban ditemukan di Kedung Cempluk Sungai Cemara Kalijambe sekitar pukul 09.30 WIB.

Saat ditemukan petugas itu, jenazah korban diketahui telah mengambang di sungai tersebut.

"Evakuasi jenazah berlangsung 20 menit. Proses evakuasi dibantu sama warga," kata Koordinator lapangan Basarnas Pos Solo Tri Puji dihubungi Kompas.com, Selasa.

Saat ini jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD dr Soeratno Gemolong untuk dilakukan proses autopsi.

Baca juga: Mobil Patroli Ditabrak KA Brantas, Jenazah Pelda Eka Budi Ditemukan Mengapung di Sungai

4. Palang pintu ditutup permanen

Danrem 074/Warastratama Surakarta, Kolonel Inf Rano Tilaar mengatakan, usai kejadian itu palang pintu perlintasan tersebut langsung ditutup secara permanen.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar kasus serupa tidak kembali terulang.

Terlebih lagi dari laporan yang diterimanya, di perlintasan tersebut sudah sering terjadi kecelakaan dan memakan korban.

"Kami mengimbau kepada pihak-pihak yang harusnya bertanggung jawab kepada insiden ini. Ini adalah palang pintu yang sebenarnya dimanfaatkan segelintir oknum masyarakat yang memang mencari income dengan mengaktifkan palang pintu secara manual, sehingga palang pintu ini manakala tidak ada masyarakat yang menungguinya terjadi kecelakaan. Sudah delapan kali terjadi teror atau kasus yang sama (kecelakaan)," ungkap dia.

Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Dony Aprian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com