Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Curhat Perempuan pada Ganjar, Bapaknya Meninggal karena Asma Dimakamkan Protokol Covid-19

Kompas.com - 15/12/2020, 15:02 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

 

KEBUMEN, KOMPAS.com - Sebuah video berisi curhatan seorang perempuan terhadap Gubernur Ganjar Pranowo viral di jagat maya.

Dalam video yang diunggah di akun Facebook Sulis Tyowati Sidareja Kunci, Kamis (10/12/2020) perempuan tersebut menyampaikan bahwa bapaknya meninggal akibat asma, namun dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Ia juga mengeluhkan pelayanan rumah sakit terhadap bapaknya.

Menurut dia, pada 25 November 2020 lalu, bapaknya, warga Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, mengeluh sakit asma.

Baca juga: 1 Dokter dan 5 Tenaga Medis Positif Covid-19, Layanan IGD RSUD dr Sayidiman Magetan Ditutup

Kemudian sang Bapak dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ruang isolasi. Namun di ruang perawatn kedua tangan dan kaki bapaknya diikat.

Karena tidak tega melihat kondisi itu, ia meminta pihak rumah sakit untuk memulangkan bapaknya. Namun biaya rumah sakit tidak dapat di-cover dengan BPJS Kesehatan yang dimiliki.

Hingga kemudian bapaknya meninggal dunia di usia 76 tahun di rumahnya, Kamis (3/12/2020). Bapaknya pun dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Lebih miris, ia bersama keluarga merasa dikucilkan oleh masyarakat. Padahal hasil tes swab bapak dan keluarganya dinyatakan negatif.

Lantas bagaimana sesungguhnya duduk perkara persoalan tersebut?

Camat Gombong Suis Idawati menjelaskan, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan keluarga perempuan yang mengunggah video itu bersama rumah sakit dan dinas terkait di Kantor Kelurahan Gombong, Senin (14/12/2020).

Persoalan tersebut, menurut Suis telah diselesaikan. Pihak keluarga almarhum juga telah menerima penjelasan dari pihak terkait.

"Yang katanya tangan dan kaki diikat, menurut dokter rumah sakit itu agar pasien tidak jatuh, bukan karena ada hal-hal lain, karena sudah berusia lanjut," kata Suis saat dihubungi, Selasa (25/12/2020).

Baca juga: Bupati Jekek Pastikan Pemkab Wonogiri Tanggung Biaya Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19

Kemudian fasilitas BPJS Kesehatan tidak dapat digunakan, kata Suis, karena keluarga pasien tersebut meminta secara paksa agar dipulangkan.

Lebih lanjut Suis menjelaskan, pemakaman dilakukan dengan protokol kesehatan demi keamanan, karena pasien berstatus suspek Covid-19.

Saat itu hasil tes swab yang bersangkutan juga belum keluar. Beberapa hari setelah meninggal, hasil tes swab almarhum baru keluar dan dinyatakan negatif Covid-19.

"Saya tanya ke kaur kelurahan almarhum juga dimandikan dan dishalati, yang memandikan dari anggota BPBD kemudian dishalati oleh kaur kelurahan," jelas Suis.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang, kata Suis, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Persoalan yang terjadi sebelumnya merupakan kesalahpahaman.

"Ini menjadi tugas saya sebagai pelayan masyarakat untuk mengedukasi masyarakat," ujar Suis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com