Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Terjadi Lonjakan Kasus, Pemkab Wonogiri Kaji Kembali Kebijakan Hajatan di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 15/12/2020, 12:46 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
A P Sari

Tim Redaksi

"Banyaknya pemudik yang pulang kampung ke Wonogiri terlihat dari statistik data yang menunjukkan tren kenaikkan di musim hajatan," jelasnya.

Baca juga: Bupati Jekek Tegaskan Siapa Pun Berhak Investasi di Wonogiri asalkan Prasyaratnya Terpenuhi

Untuk mengantisipasi penularan pada acara hajatan, kata Jekek, Pemkab Wonogiri sudah mengeluarkan surat edaran kepada publik.

"Sesuai edaran tersebut, masyarakat boleh melaksanakan hajatan tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, terukur dan terbatas," katanya lagi.

Masalahnya, sambung Jekek, budaya di Wonogiri bila tetangga atau keluarga menggelar hajatan, maka perantau banyak yang akan pulang ke kampung halaman.

Dengan demikian, Jekek menilai, persoalan kenaikkan kasus Covid-19 bukan terkait banyak sedikit tamu undangan yang hadir dalam hajatan.

Baca juga: Hasil Quick Count Pilkada Wonogiri, Paslon Petahana Klaim Menang Telak

Klaster perjalanan

Bupati Jekek menyebut, 42 kasus kematian dengan terkonfirmasi positif Covid-19 didominasi dari klaster perjalanan yang kesehariannya tinggal merantau di kota-kota besar.

Sementara itu, menurut Jekek, kasus kematian yang keseharian tinggal di Wonogiri sangat minim.

“Angka kematian itu setelah ditelusuri ternyata kebanyakan bukan domisil atau kesehariannya tidak di Wonogiri,” kata Jekek lagi.

Jekek mengungkapkan, rata-rata pasien yang meninggal karena Covid-19 memiliki riwayat kesehariannya beraktivitas atau bekerja di kota-kota besar.

Baca juga: Kabag Kesra Wonogiri Terkonfirmasi Positif Covid-19

Kemudian, sambung Jekek, masyarakat yang bekerja di kota besar itu pulang dengan alasan atau faktor tertentu dalam kondisi sakit atau orang tanpa gejala.

"Bahkan, beberapa kasus ditemukan perantau yang pulang sudah dalam kondisi kritis," sambung Jekek seperti dalam keterangan tertulisnya.

Jekek menuturkan, para perantau yang kritis itu kemudian dirawat dua atau tiga hari di rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia dalam kondisi terkonfirmasi positif Covid-19.

“Berkaca dari tingginya kasus tersebut, mari lihat dulu siapa mereka. Asalnya darimana,” ujar Jekek.

Baca juga: Debat Pilkada Wonogiri, Paslon Harjo Soroti soal Investasi

Sementara itu, dalam acara yang sama, Jekek menuturkan, minimnya kasus kematian terkonfirmasi positif Covid-19 dari warga berdomisili di Wonogiri menunjukan sosialisasi pencegahan penularan corona berhasil di masyarakat.

"Dari sosialisasi itu masyarakat yang bermukim di Wonogiri memahami tentang bahaya Covid-19 dan sadar untuk ketat menerapkan protokol kesehatan agar tidak tertular Covid-19," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com