Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Pembunuh 3 Anak Kandung Akhirnya Meninggal akibat Sakit Asam Lambung

Kompas.com - 14/12/2020, 18:57 WIB
Hendrik Yanto Halawa,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Wanita berinisial MT (30), tersangka pembunuh tiga orang anak kandung sendiri  di rumahnya di Dusun 2, Desa Banua Sibohou, Kecamatan Namohalu Esiwa, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, dinyatakan meninggal dunia akibat asam lambung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli, Sumatera Utara.

Kapolres Nias AKBP Wawan Iriawan, mengatakan bahwa tersangka MT, telah meninggal dunia kemarin hari Minggu, sekira pukul 06.15 WIB dan telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan

"MT (30) tersangka yang tega membunuh tiga anak kandungnya sendiri, meninggal dunia pada Minggu setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit," kata Kapolres Nias AKBP Wawan Iriawan, di Mapolres Nias, Senin (14/12/2020).

Ditambahkannya bahwa peristiwa dugaan pembunuhan yang dilakukan MT terjadi di Desa Banua Sibohou, Namohalu Esiwa, Nias Utara, Sumatera Utara, sekira pukul 10.00 WIB, pada hari Rabu (9/12/2020).

Dimana suami MT, Natalis Nofedi Lahagu, sedang pergi ke TPS untuk mencoblos di Pilkada Sumut bersama tiga anggota keluarga yang lain.

Baca juga: 3 Anak yang Hilang Secara Misterius Diduga Diculik, Polisi Bentuk Tim Gabungan

Suami ke TPS, istri gorok 3 anak

Saat suami MT dan yang lainnya ke TPS, pelaku melakukan aksinya dengan tega membunuh anak sendiri, yakni YL (5), SL (4), dan DL (2).

Tiga anak balita itu tewas dengan kondisi leher tergorok. Sementara sang ibu mengatakan alasan menghabisi tiga anaknya karena himpitan ekonomi keluarga.

Kemarin hari Sabtu, pelaku masih dalam pemeriksaan dan mengeluhkan sakit pada bagian perut, hingga pelaku langsung dibawa ke RSUD Gunungsitoli untuk mendapatkan perawatan dan opname.

Tersangka mengalami sakit pada bagian perut karena tidak mau makan dan minum selama menjalani pemeriksaan.

"Karena tidak mau makan dan minum, tersangka lalu mengalami muntah-muntah, sehingga harus dilarikan kerumah sakit dan akhirnya meninggal pada hari Minggu kemarin," ucapnya.

Baca juga: Kasus Ibu Bunuh Dua Anak lalu Gantung Diri, Satu Bayi Usia 6 Bulan Lolos dari Maut

 

Sayat leher sendiri, tak mau makan minum selama di RS

Sakitnya pelaku pembunuhan tiga anak kandungnya itu, juga karena adanya luka sayatan di leher lantaran mencoba bunuh diri pada saat kejadian. 

"Pelaku ada niat untuk bunuh diri sesaat setelah peristiwa tersebut, usai dilakukannya terhadap tiga anaknya kandungnya dengan cara menyayat lehernya sendiri dengan menggunakan parang," katanya. 

"Namun niatnya tersebut gagal, lantaran diselamatkan oleh suaminya dan hanya mengalami luka pada bagian leher depan saja," lanjutnya.

Kemudian selama mendapatkan perawatan di RSUD Gunungsitoli, pelaku juga masih tidak mau makan dan minum dan hanya mengandalkan bantuan infus yang diberikan selama perawatan, namun tidak tertolong hingga meninggal dunia.

Dengan meninggalnya pelaku, kasus pembunuh terhadap anak dinyatakan batal demi hukum, sementara pihak keluarga menerima jenazah pelaku dan tidak berniat untuk melakukan otopsi. 

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com