Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri-ciri Kotak Amal Kelompok Radikal Versi Dewan Masjid Indonesia

Kompas.com - 14/12/2020, 15:05 WIB
Tri Purna Jaya,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com – Sejumlah ciri dari kotak amal yang mencurigakan bisa diketahui secara kasatmata dari keterangan di kotak amal tersebut.

Ketua Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK DMI) Lampung Gus Dimyathi mengatakan, hal tersebut harus diketahui publik dan pemilik tempat kotak amal itu diletakkan.

“Ada ciri-cirinya, jadi masyarakat harus tahu, yang mana kotak amal yang mencurigakan ini,” kata Dimyathi saat dihubungi, Senin (14/12/2020).

Hal ini terkait dugaan adanya 4.000 kotak amal di Lampung yang diduga menjadi sumber pendanaan gerakan radikal.

Baca juga: Polri Ungkap Modus Lain Pendanaan Teroris JI, Penyalahgunaan Kotak Amal

Menurut Dimyathi, ada sejumlah ciri dari kotak amal yang mencurigakan, di antaranya sumbangan dengan kamuflase yatim piatu, bencana alam, dan pembangunan masjid.

“Biasanya kotak amal ini ditemukan di rumah makan, minimarket, toko kelontong, sampai di pom bensin,” kata Dimyathi.

Dimyathi menambahkan, jika kotak amal itu menyebutkan untuk sumbangan pondok pesantren, harus dicek Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP).

“Setiap ponpes itu harus teregistrasi NSPP-nya, jadi agak sulit jika memalsukan NSPP,” kata Dimyathi.

Sedangkan kotak amal yang mencurigakan, seperti sumbangan pembangunan masjid, tidak memiliki nomor registrasi apa pun, sehingga sulit dilacak.

“Yang sumbangan anak yatim piatu itu biasanya ada nomor LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak), ini terdaftar di Dinas Sosial. Jadi kalau tidak ada LKSA-nya, tentu mencurigakan, jangan menyumbang,” kata Dimyathi.

Masih didalami

Sementara itu, Direktur Intelkam Polda Lampung Kombes Amran Ampulembang mengatakan, pihaknya masih mendalami dugaan kotak amal yang digunakan sebagai sumber pendanaan gerakan radikal tersebut.

“(Informasi) ini kami jadikan sebagai pulbaket (pengumpulan bahan keterangan),” kata Amran.

Untuk itu, pihaknya sedang berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder mulai dari pemerintah provinsi hingga aparat desa.

Untuk sementara, kata Amran, pihaknya mengimbau agar masyarakat memberikan sumbangan ke instansi atau lembaga yang bisa dipertanggungjawabkan.

Baca juga: Bobol Kotak Amal Masjid dan Minimarket di Kudus, Sepeda Motor Pelaku Dibakar Warga

Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri menyatakan, ada sekitar 13.000 kotak amal yang diduga digunakan untuk pendanaan operasional gerakan radikal. Sebanyak 4.000 kotak amal di antaranya tersebar di Lampung.

Ribuan kotak amal yang diduga menjadi sumber dana kegiatan aksi kelompok radikal itu diperkirakan tersebar di minimarket dan rumah makan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com