Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Butuh Petani Milenial

Kompas.com - 14/12/2020, 12:05 WIB
Dendi Ramdhani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan, berdasarkan hasil kajian neraca pangan, Jabar mengalami defisit beberapa komoditas pangan strategis.

Komoditas pangan itu terutama telur ayam ras, daging sapi, bawang putih, minyak goreng dan gula pasir.

Selain itu, Provinsi dengan 50 juta penduduk itu juga pemasok pangan ke berbagai daerah lain termasuk DKI Jakarta.

Baca juga: Bawaslu Jabar Optimistis Tidak Ada Klaster Baru Covid-19 dari Pilkada

Hal tersebut menyebabkan pasokan pangan Jabar yang terbatas masih harus tersedot untuk daerah lain.

Herawanto menyebut, defisitnya komoditas pangan strategis dipicu kurangnya regenerasi petani.

"Pelaku sektor pertanian pun masih didominasi pelaku usaha 45-65 tahun ke atas. Oleh karena itu, penting untuk menggalang partisipasi milenial di sektor pertanian sebagai langkah strategis untuk keberlangsungan pangan di Jabar," kata Herawanto di Bandung, Senin (14/12/2020).

Baca juga: Rekonstruksi Ungkap Kronologi Polisi dan Laskar FPI Berada di Karawang

Untuk menyiasati hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggandeng perbankan untuk memajukan sektor pangan dan pertanian daerah melalui forum West Java Food and Agriculture (WJFA) Summit 2020.

Acara itu telah berlangsung di Kota Bandung, Kamis (10/12/2020) lalu.

Dalam WJFA Summit 2020, sebanyak 25 perusahaan digabungkan dalam forum yang akan mempertemukan mereka pada produk berbasis agraria di Jabar.

Harapannya, para petani di Jabar pada 2021 sudah dapat menjual hasil tani dengan harga yang layak dan kepada pembeli yang tepat sasaran.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, jika situasi ini tak diatasi, Jabar diprediksi mengalami krisis suplai pangan pada 2021.

Forum tersebut juga akan disinergikan dengan para petani milenial. Dalam program ini, Pemerintah Provinsi Jabar akan meminjamkan lahan milik pemerintah maupun BUMN untuk digarap oleh para milenial.

"Karena ada indikasi yang mengarah ke sana. Jangan sampai Jabar krisis suplai pangan pada 2021. Nanti akan kita seleksi anak-anak muda yang menguasai teknologi. Jadi pertaniannya mengedepankan science based," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ia meminta WJFA Summit dapat menjadi forum rutin yang tujuannya menyiapkan Jabar menjadi provinsi mandiri pangan.

Pasalnya, pada tahun depan, Jabar berpotensi menghadapi krisis pangan.

Ia mengatakan, forum ini diharapkan menarik minat masyarakat terutama kaum milenial untuk memanfaatkan lahan-lahan tak terpakai di Jabar.

Penjualan hasil tani pun tidak lagi dilakukan secara konvensional, sehingga ekspor dapat berjalan dengan maksimal.

Pada tahun depan, program tersebut fokus membangun kesadaran milienial akan pentingnya bertani.

Dengan begitu, stigma bertani sebagai kegiatan yang tidak menghasilkan dapat terhapus.

"Kami tidak targetkan dulu kontribusi secara statistik di 2021. Tahun depan adalah tahun kesadaran, bahwa kalau lulus universitas tidak usah ke Bandung atau Jakarta. Di desa bisa sejahtera sampai tiga kali lipat gaji UMR," kata Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com