Peristiwa dugaan persekusi yang terjadi di rumah Mahfud MD, menuai kecaman dari Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, Abdurrahman Abbas.
Aksi itu bertentangan dengan watak dan karakter orang Madura yang menjunjung tinggi martabat orang sepuh, apalagi perempuan yang sudah lanjut usia.
Prinsip orang Madura dalam menghargai orang, dimulai dari bapak, ibu, guru dan pemerintah.
"Peristiwa di rumah Mahfud itu menciderai karakter orang Madura karena yang didemo orang yang sudah sepuh berusia 90 tahun," kata Abdurrahman Abas, saat ditemui di kantornya.
Menurut Abdurrahman, jika ada yang berbeda pikiran, pandangan dan poltik, jangan ngawur mencari lawannya. Jika marah kepada Mahfud, jangan ibunya yang menjadi sasaran.
Baca juga: Aksi di Rumah Mahfud MD Bukan Tanggung Jawab Saya, karena Tanpa Koordinasi dengan Saya
Ibu Mahfud tidak terlibat apapun dengan kebijakan yang langkah politik yang dilakukan Menko Polhukam.
"Kalau mau aksi jangan ke rumah orangtua Mahfud. Mending ke Jakarta atau ke institusi yang ada kaitannya dengan Menko Polhukam," imbuh Abdurrahman.
Pria yang juga dosen Universitas Islam Madura Pamekasan ini meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus dugaan persekusi tersebut.
Sebab, jika dibiarkan, maka akan ada kejadian terulang oleh kelompok yang membawa nama agama dan umat Islam Pamekasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.