"Saya tidak tahu kalau ada aksi ke rumah Mahfud. Saya susul mereka khawatir berbuat kerusakan. Tapi, saat saya tiba, mereka sudah bubar dan pulang ke daerahnya masing-masing," kata Syaifuddin.
Namun, kedatangan massa ke rumah Mahfud itu, menurut pria yang juga aktif sebagai anggota FPI Pamekasan ini karena mereka kesal dengan berbagai pernyataan Mahfud tentang Rizieq Shihab di berbagai media.
Pihak keluarga Mahfud menganggap demo itu brutal dan beringas.
Sebab, pagar rumah digoyang goyang, dinaiki, ada kata-kata kotor ada ancaman pembakaran dan pembunuhan.
Padahal, isi rumah itu bukan Mahfud. Demo itu dianggap salah sasaran.
"Mereka beringas dan ngawur. Mahfud MD di Jakarta, yang didemo orangtua lanjut usia yang tidak tahu apa-apa tentang politik," ujar Syaiful Hidayat, keponakan Mahfud, saat ditemui di ruang kerjanya di RSUD Smart Pamekasan, Rabu (2/12/2020).
Baca juga: Polisi Dalami Keterlibatan FPI Dalam Demonstrasi di Rumah Mahfud MD
Usai aksi tersebut, Mahfud menghubungi keluarganya di Pamekasan untuk bermusyawarah mengamankan ibunya.
Disetujui bahwa Khadidjah akan diungsikan ke salah satu rumah cucunya. Namun, rencana itu gagal setelah polisi menjamin keamanan dan keselamatan Khadidjah.
Penjaga rumah Mahfud yang awalnya hanya 3 orang, ditambah jumlahnya, termasuk dari TNI.
"Nenek tidak jadi diungsikan. Pertimbangannya karena sudah sepuh dan demi kesehatannya juga. Selain itu, aparat yang berjaga sudah menjamin aman," ungkap Syaiful Hidayat.
Pria yang akrab disapa Yayak ini diberi pesan bahwa pihak keluarga tidak perlu mengambil langkah hukum apapun.
Sebab, kasus tersebut sudah dipasrahkan ke polisi untuk ditindaklanjuti.