KOMPAS.com – Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, perubahan pola pikir dalam pembangunan manusia harus diawali dengan cara pandang dan pemahaman di bidang kesehatan.
“Mimpi saya indeks pembangunan manusia (IPM) ke depan itu diawali dengan perubahan mindset masyarakat kita terhadap cara pandang dan pemahaman bidang kesehatan,” ungkapnya.
Dia mengatakan itu dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Pendopo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri, Selasa (8/12/2020).
Menurutnya, bila perubahan pola pikir tidak dilakukan secara masif, maka warga yang tinggal di wilayah pelosok masih akan tetap menggunakan jasa alternatif bila mengalami masalah kesehatan.
Bupati yang akrab disapa Jekek ini mengaku prihatin mengetahui ada warga desa yang hidup serba pas-pasan, tetapi rela melakukan apa saja untuk berobat dengan jasa alternatif.
Baca juga: Sekolah Bakal Dibuka, Pemkab Wonogiri Terapkan Sistem Belajar Shift
Padahal, lanjutnya, biaya yang dikeluarkan untuk membeli aneka syarat yang diminta di jasa alternatif terkadang tidaklah sedikit.
Bahkan, sampai saat ini masih ada sekelompok masyarakat di daerah yang meremehkan virus corona atau menganggap Covid-19 hanya omong kosong.
Selain itu, masih dijumpai masyarakat yang percaya bahwa pemakaian akar bahar dan batu akik bisa mencegah penularan Covid-19.
“Itulah potret sosial masyarakat kita saat ini,” jelas Jekek seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/12/2020).
Untuk itu, imbuh Jekek, dibutuhkan sosialisasi yang masif tentang berbagai informasi kesehatan di seluruh pelosok wilayah di Kabupaten Wonogiri.
Baca juga: Hingga 2020, Pemkab Wonogiri Salurkan Beasiswa Rp 18,6 Miliar bagi Mahasiswa Berprestasi
Dia menilai, diperlukan inovasi dan kolaborasi antara jajaran Dinas Kesehatan dengan pemerintah tingkat kecamatan dan tingkat desa guna mengubah pola pikir masyarakat yang masih sangat konvensional terhadap kesehatan.
Jekek menyebut, kata kunci inovasi yang paling efektif merubah pola pikir masyarakat adalah sosialisasi yang masif tentang berbagai hal informasi kesehatan.
Lebih lanjut, Jekek menegaskan, pihaknya memiliki cukup sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan dan ketersediaan anggaran untuk memasifkan sosialisasi bidang kesehatan ke seluruh pelosok desa.
“Pemkab Wonogiri memiliki 1.200 kualifikasi tenaga kesehatan. Dan dari segi anggaran saat ini masih terdapat uang sebesar Rp 12 miliar yang belum terserap untuk dapat digunakan sosialisasi,” ujarnya.
Baca juga: Jelang Libur Panjang Akhir Tahun, Bupati Wonogiri Tutup Tempat Wisata
Jekek menyebut, anggaran sosialisasi dapat memanfaatkan dana biaya operasional kesehatan (BOK) yang berada di Dinas Kesehatan.