Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Terjadi Kecurangan, Tim Sahbirin-Muhidin Perintahkan Saksi Menginap di Kecamatan

Kompas.com - 12/12/2020, 12:36 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin-Muhidin memerintah empat dari enam saksinya menginap di setiap kantor kecamatan.

Hal itu dilakukan setelah berhembus kabar tentang dugaan kecurangan dari oknum tertentu yang berusaha membeli formulir C1.

Ketua Tim Pemenangan Sahbirin-Muhidin, Rifqinizamy Karsayuda mengatakan, telah menerima laporan dari saksinya.

Bahkan, kata Rifqi, ada oknum pejabat yang berusaha membeli formulir C1 dari saksi Sahbirin-Muhidin.

"Saksi kami coba dirayu untuk menjual form C1. Terdapat oknum pejabat yang ingin membeli form C1 dan mengatasnamakan pihak lawan. Saya tidak berani katakan tim sukses," ungkap Rifqi dalam keterangan yang diterima, Sabtu (12/12/2020).

Baca juga: Berawal dari Seorang Guru Positif Covid-19 Usai Melayat Kerabat, 20 Orang Terinfeksi Corona

"Pengakuan beberapa petugas PPK dan Panwascam dan seterusnya juga menyatakan dia dirayu untuk dapat bocoran formulir C1 TPS oleh oknum pejabat anggota DPR. Hal demikian sangat masif dilakukan," tambah dia.

Rifqi menginstruksikan tim pemenangan Sahbirin-Muhidin untuk mawas diri terkait upaya kecurangan tersebut.

Ia mengajak seluruh pihak yang mencoba melakukan hal itu mengedepankan adab dalam berpolitik.

Sebab, tim pemenangan mengeluarkan dana dan energi besar untuk melatih para saksi sejak beberapa bulan lalu.

 

Sementara, ada pihak lain yang ingin mendapatkan formulir C1 secara pragmatis tanpa melatih dan membina saksi.

"Perbuatan mengambil C1 secara pragmatis mencederai etika politik. Kami juga bingung apa motivasi mau ambil form C1. Saya berpikir positif saja mungkin kawan-kawan ingin menyiapkan diri pada satu proses rekapitulasi di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi," ujarnya.

Dugaan pembelian formulir C1 itu membuat Rifqi khawatir adanya proses pembelian suara di tingkat kecamatan.

Baca juga: Dokter Novita dan Janinnya yang Berusia 7 Bulan Meninggal karena Covid-19

"Saya tidak tau bagaimana caranya, saya ingatkan kepada seluruh Panwascam dan PPK di seluruh kecamatan untuk menjaga integritasnya," tegasnya.

Rifqi pun berharap agar KPU, Bawaslu, dan DKPP, turun ke Kalsel untuk memantau langsung proses rekapitulasi yang cukup ketat ini.

"Saya juga sudah menelepon Ketua Komisi 2 DPR RI untuk mengingatkan mitra kerjanya yaitu Ketua KPU RI dan Bawaslu RI bahwa di Kalsel terjadi fenomena seperti ini," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com