Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Warga Satu Desa Golput | Siswa SMA Tendang dan Tantang Perwira Polisi Berkelahi

Kompas.com - 12/12/2020, 06:23 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Warga Desa Matabondu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, sepakat untuk tidak menggunakan hak suaranya pada Pilkada Serentak 2020 yang digelar pada Rabu, (9/12/2020) lalu.

Jumlah daftar pemilih tetap di desa tersebut mencapai 250 orang.

Bukan tanpa alasan jika warga satu desa itu memilih untuk golput. Pasalnya, sejak tahun 2007, mereka tidak pernah menikmati dana desa dari pemerintah.

Sementara itu, seorang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, berinisial EG (17), warga asal Desa Tuapukan, Kecamatan Kupang Timur, menendang dan menantang perwira polisi berkelahi.

Diketahui, perwira polisi yang ditendang EG bertugas di Polres Kupang dan masih bertetangga dengan pelaku.

Aksi yang dilakukan EG itu karena ia terpengaruh minuman keras.

Usai melakukan aksinya, EG langsung kabur hingga akhirnya ia ditangkap.

Baca populer nusantara selengkapnya:

1. Warga satu desa golput

Kades dan perangkat serta belasan warga Desa Matabondu, kabupaten Konawe Selatan, Sultra mengembalikanan surat pemberitahuan memilih pada Pilkada 2020 di wilayah itu ke kantor KPU Provinsi Sultra.KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI Kades dan perangkat serta belasan warga Desa Matabondu, kabupaten Konawe Selatan, Sultra mengembalikanan surat pemberitahuan memilih pada Pilkada 2020 di wilayah itu ke kantor KPU Provinsi Sultra.

Sebanyak 250 warga di Desa Matabondu, Kabupaten Konawe Selatan, Sultra, sepakat untuk tidak menggunakan hak suaranya pada Pilkada Serentak 2020 yang digelar Rabu.

Semua surat pemberitahuan memilih atau C6-KWK yang diberikan kepada warga di desa tersebut dikembalikan kepada KPU pada Selasa (8/12/2020).

Kepala Desa Matabondu, Ahmad mengatakan, warganya memutuskan untuk tidak menyalurkan hak suaranya karena tidak pernah menikmati dana desa sejak 2007.

Padahal, sambungnya, desanya tercatat sebagai desa di Kementerian Desa (Kemendes) dengan nomor desa ke-19 di Kecamatan Laonti.

"Dana desa tidak pernah kita nikmati sejak 2007. Dana desa itu kami tahu selalu cair dari pusat tapi tidak pernah sampai ke kami," kata Ahmad, saat dihubungi, Kamis (10/12/2020).

"Makanya pilkada ini kami memilih golput dengan mengembalikan surat ini. Percuma menyalurkan suara kita tapi suara kita tidak pernah didengarkan," sambugnya.

Sementara itu, Ketua KPU Sultra La Ode Abdul Natsir mengaku kaget adanya warga yang tidak menyalurkan hak suaranya pada Pilkada Serentak yang dilakuka pada Rabu lalu.

Atas peristiwa itu, Natsir menyayangkan sikap warga satu desa tersebut yang mengembalikan C6-KWK-nya.

"Kami juga tidak bisa menolak karena memilih ini adalah hak, kewajiban negara memfasilitasi penyaluran hak tadi," kata Natsir.

Baca juga: Warga Satu Desa Golput, Kades: Percuma karena Suara Kita Tidak Pernah Didengarkan

 

2. Siswa SMA tendang perwira polisi

Ilustrasi penganiayaanKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi penganiayaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com