Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Badak Sumatera, Menghindari "Teroris", Melawan Punah

Kompas.com - 11/12/2020, 15:23 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com – Provinsi Lampung seperti menjadi rumah terakhir bagi sejumlah satwa yang sangat terancam punah (critically endangered).

Para pihak terkait berusaha menjadikan Lampung sebagai “rumah” yang nyaman untuk satwa langka tersebut.

Sebuah adegan video dari salah satu kamera jebak (trap camera) satwa liar membuat Arif Rubianto mengernyitkan dahinya.

Baca juga: Badak Kayu Ujung Kulon yang Bertahan Diterpa Tsunami dan Pandemi

Gerakan dan gestur dari obyek di dalam video itu jauh berbeda dibanding biasanya.

Sebuah siluet satwa besar berdiam di atas empat kaki. Dua bentuk tanduk di bagian kepala terlihat samar-samar.

Satwa itu diam sambil terlihat mengendus. Seakan merasa ada ancaman, satwa itu mundur dan menjauhi kamera jebak hingga menghilang di semak-semak.

Tim Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALeRT) Way Kambas yang menonton video tersebut meyakini bahwa sosok yang terekam itu adalah badak sumatera liar.

Kamera jebak itu terpasang di jalur utama badak sumatera di dalam kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

“Meski (sosok) itu agak jauh jaraknya, kami yakin itu adalah badak. Tetapi, badak itu tidak mengikuti jalur utama lagi yang dipasangi kamera,” kata Direktur ALeRT Way Kambas Arif Rubianto kepada Kompas.com, Jumat (27/11/2020).

Baca juga: Demi Kelestarian Badak di Indonesia, Ini Upaya Konservasi yang Dilakukan

Perubahan perilaku badak

Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) liar yang terekam kamera jebak pada pertengahan Oktober 2020 itu menunjukkan perilaku yang tidak umum.

“Ada perilaku yang berbeda, di luar kebiasaannya,” kata Arif.

Badak tersebut berdiam sejenak seakan mencium ancaman, kemudian berjalan di luar jalur utamanya, menjauhi kamera jebak.

“Jadi badak itu jalan lewat semak-semak di luar jalur utamanya,” kata Arif.

Video tersebut menjadi tampilan visual terakhir badak sumatera di alam liar pada 2020 ini.

“Sekarang sangat sulit menemukan badak,” kata Arif.

Fakta lapangan itu memberikan kejutan bagi organisasi non-pemerintah yang bergerak dalam bidang survei badak sumatera tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com