Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Sikap Paslon Tanggapi Hasil Perolehan Suara Sementara, Ada yang Kecewa Meski Unggul

Kompas.com - 11/12/2020, 11:34 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 telah dilaksanakan serentak, Rabu (9/12/2020).

Beberapa lembaga survei telah mengeluarkan hasil hitung cepat atau quick count, sedangkan perhitungan KPU juga masih terus berjalan.

Berikut sikap sederet calon kepala daerah di Indonesia menanggapi hasil hitung cepat maupun hasil real count perolehan suara sementara mereka.

1. Di Kalteng, calon gubernur petahana kecewa meski unggul versi quick count

Calon Gubernur Petahan Pilgub Kalteng 2020 Sugianto Sabran (baju putih) menyampaikan hasil hitung cepat versi lembaga survei Charta Politica di Palangkaraya, Rabu (9/12/2020) malam. Hitung cepat tersebut menunjukkan pasangan Sugianto-Edy Pratowo menang dari pasangan Ben Brahim-Ujang Iskandar. KOMPAS.com/DEWANTARA Calon Gubernur Petahan Pilgub Kalteng 2020 Sugianto Sabran (baju putih) menyampaikan hasil hitung cepat versi lembaga survei Charta Politica di Palangkaraya, Rabu (9/12/2020) malam. Hitung cepat tersebut menunjukkan pasangan Sugianto-Edy Pratowo menang dari pasangan Ben Brahim-Ujang Iskandar.

Calon gubernur petahana di Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran mengaku kecewa.

Padahal berdasarkan hitung cepat atau quick count dari Charta Politika, Sugianto mengklaim telah unggul.

Penyebabnya, Sugianto yang diusung sembilan partai justru kalah suara di ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya.

Di Palangkaraya yang merupakan tempatnya bekerja sebagai gubernur, Sugianto menargetkan, seharusnya mereka mendapatkan perolehan suara yang tinggi.

"Karena ibu kota provinsi, gubernurnya ada di situ, menanglah. Semestinya di angka 60 persen," ujar dia.

Hal itu membuatnya kecewa. Sugianto bahkan menyebut, demikianlah pahitnya politik.

"Tapi itulah pahitnya politik, pahitnya Pilkada. Hak masyarakat untuk memilih," ujar Sugianto di halaman Istana Isen Mulang Palangkaraya, Rabu (9/12/2020) malam.

Baca juga: Real Count KPU Pilkada Kalimantan Tengah Data 42,08 Persen, Sugianto-Edy Unggul

Sebanyak empat anggota DPRD Jember cukur gundul sebagai bentuk perayaan kekalahan calon petahana BAGUS SUPRIADI/KOMPAS.COM Sebanyak empat anggota DPRD Jember cukur gundul sebagai bentuk perayaan kekalahan calon petahana

2. Aksi gundul beramai-ramai anggota DPRD di Jember

Sebanyak empat anggota DPRD Jember melakukan aksi mencukur gundul beramai-ramai di lobi Kantor DPRD Jember, Kamis (10/12/2020).

Mereka adalah anggota Komisi B dari PAN Nyoman Aribowo, Ketua Komisi C dari Nasdem David Handoko Seto, anggota Komisi A dari Golkar Kholil Asya'ari, dan anggota Komisi D dari PKS Dhofir.

Hal itu dilakukan menyusul unggulnya pasangan calon Hendy Siswanto-Balya Firjaun Barlaman dari Bupati Faida-Dwi Arya Oktavianto versi hitung cepat atau quick count.

Menurut Aribowo, salah seorang anggota DPRD, hubungan Bupati Jember Faida dan DPRD Jember memang tak berjalan dengan baik.

Sehingga saat perolehan suara Faida tertinggal, anggota DPRD pun melakukan aksi.

"Ini sebuah keinginan terpendam, karena selama menjadi DPRD kami menghadapi tantangan yang luar biasa," kata dia.

Lebih-lebih, muncul pula kasus usulan pemakzulan dari DPRD pada Bupati Faida. Namun pemakzulan tersebut ditolak oleh MA.

"Hari ini, di Pilkada ini, masyarakat sendiri yang memakzulkan bupati," kata dia.

Menanggapi unggulnya paslon lawan berdasar hasil hitung cepat LSI Denny JA, Faida mengatakn jika kekuasaan bukanlah tujuan.

"Kekuasaan hanyalah alat dan bukan tujuan," kata Faida.

Faida pun memilih menunggu proses perhitungan resmi berjenjang yang dilakukan oleh KPUD Jember.

Baca juga: Perolehan Suara Faida-Vian Tertinggal dari Hendy-Gus Firjaun, Anggota DPRD Jember Cukur Gundul

3. Akhyar sebut ada "invinsible hand" bermain di Pilkada Kota Medan

Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 01, Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi dalam pemilihan kepala daerah pada Rabu (9/12/2020) memperoleh suara sebanyak 48 persen. Akhyar menyatakan ada banyak invisible hand yang bermain dan sangat berpengaruh dalam pilkada Medan.Istimewa Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 01, Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi dalam pemilihan kepala daerah pada Rabu (9/12/2020) memperoleh suara sebanyak 48 persen. Akhyar menyatakan ada banyak invisible hand yang bermain dan sangat berpengaruh dalam pilkada Medan.
Calon Wali Kota Medan nomor urut 1 Akhyar Nasution mengakui perolehan suaranya tidak lebih tinggi dari pasangan calon Bobby Nasution dan Aulia Rahman.

Akhyar mengatakan, ada pihak tertentu yang ia sebut sebagai "invinsible hand" terlibat dalam Pilkada Kota Medan.

"Kami juga menyatakan, banyak invinsible hand yang ikut bermain dalam Pilkada Kota Medan ini," kata dia dalam konferensi pers AMAN di Medan, Kamis (10/12/2020).

"Kami memang tidak dapat untuk menyatakan secara eksplisit apa itu invisible hand. Tapi kami dapat merasakan invisible hand tersebut sangat berpengaruh, sangat bermain di Pilkada Kota Medan ini," kata Akhyar.

Dalam kesempatan itu, ia mengucap terima kasih pada relawan meski perolehan suara belum mengungguli lawan.

"Kami semua mengucapkan terima kasih, itu sumbangsih terbesar sekali. Mudah-mudahan ini semua menjadi amal bakti bapak ibu sekalian dan menjadi amal jariah kita semua," kata dia.

Baca juga: Akhyar Nasution: Ada Invisible Hand Bermain di Pilkada Kota Medan...

 

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat berpidato bersama paslon nomor urut 1 Eri Cahyadi-Armuji di Kantor DPC PDI-P Kota Surabaya Jalan Setail Nokor 8 Surabaya, Rabu (12/9/2020).KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat berpidato bersama paslon nomor urut 1 Eri Cahyadi-Armuji di Kantor DPC PDI-P Kota Surabaya Jalan Setail Nokor 8 Surabaya, Rabu (12/9/2020).
4. Risma berterima kasih, hingga putra sulungnya cukur gundul

Ketua DPP PDI-P Bidang Kebudayaan sekaligus Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung berterima kasih pada warga Surabaya.

Usai mengetahui Eri-Armuji unggul berdasarkan hasil quick count, Risma mendatangi Kantor DPC PDI-P Surabaya di Jalan Setail Nomor 8 pada Rabu (9/12/2020) sore.

"Kami berterima kasih kepada seluruh warga Kota Surabaya yang telah memberikan kepercayaan kepada calon kami. Mudah-mudahan kita bisa bersama-sama membangun Kota Surabaya," kata dia.

Luapan bahagia juga dirasakan putra sulung Risma, Fuad Bernardi atas unggulnya Eri-Armuji dalam sejumlah quick count.

Sebagai ungkapan terima kasih pada warga Surabaya, Eri melakukan cukur gundul sehari setelah pemungutan suara yakni pada Kamis (10/12/2020).

"Ini sebagai bentuk nazar (janji), bersama teman-teman GAS (Gerakan Arek Suroboyo), yang memang sejak awal berjuang untuk pasangan Eri Cahyadi-Armuji untuk menjadi Wali Kota Surabaya, penerus dari Bu Risma," kata Fuad.

Calon Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pun menanggapi beberapa hasil quick count yang menyebut dirinya unggul dalam perolehan suara.

"Kami diberikan amanah untuk memimpin Kota Surabaya, karena itu kami berharap kepada seluruh warga Kota Surabaya, kita bangun bersama kota ini menjadi kota yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," ujar Eri.

"Saya berharap tidak ada euforia berlebihan. Karena kita harus menghormati saudara-saudara kita," lanjut dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Dewantara, Bagus Supriadi, Achmad Faizal, Ghinan Salman | Editor : Dheri Agriesta, Abba Gabrilin, Pythag Kurniati, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com