Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020, Vaksin Covid-19 yang Menentukan...

Kompas.com - 11/12/2020, 06:36 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tahun 2020 terasa lebih berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Banyak peristiwa penting yang terjadi di tahun ini, terutama mengenai pandemi Covid-19.

Sejak Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, kehidupan masyarakat di Indonesia diselimuti kesedihan.

Satu per satu korban berjatuhan, perusahaan tutup, warga khawatir dengan Covid-19 sekaligus merana karena perlambatan ekonomi yang begitu tajam.

Di lain sisi, pemerintah dan para ilmuwan berjibaku membuat vaksin Covid-19. Namun itu tidak mudah.

Butuh waktu lama membuatnya. Untuk mempercepatnya, Indonesia bekerja sama dengan beberapa perusahaan vaksin dunia.

Mereka adalah Sinovac China dan G42 UAE. Sinovac dipilih karena metode pembuatan vaksin yang digunakannya, yakni inaktivasi sama dengan kompetensi yang dimiliki Bio Farma.

Pengiriman pertama calon vaksin tiba di Bio Farma 19 Juli 2020. Jumlahnya 2.400 dosis untuk kebutuhan fase uji klinis.

Awal Desember 2020 ini, 1,2 juta vaksin jadi dari Sinovac China tiba di Indonesia. Sebanyak 1,8 juta vaksin lagi siap dikirim ke Indonesia akhir tahun 2020.

Baca juga: Vaksin Sinovac Belum Terbukti Efektif, Satgas: Pemerintah Punya Pertimbangan Sebelum Beli

Selain itu, vaksin setengah jadi dari Sinovac China akan tiba di Indonesia sekitar Januari 2021. Jumlahnya mencapai 45 juta dosis.

Rencananya, Indonesia akan mendapat tambahan 20 juta dosis di akhir tahun. Kemudian, pada 2021 ada tambahan 250 juta dosis.

Adapun vaksin dari G42 UAE akan tiba di Indonesia pada Desember 2020 sebanyak 10 juta dosis. Kemudian, 50 juta dosis lagi pada kuartal I tahun 2021.

“Tahun depan akan ada 300 juta dosis vaksin Covid-19,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam Dies Natalis Universitas Padjadjaran (Unpad), Jumat (11/9/2020).

Jumlah vaksin tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Sebab, masing-masing individu membutuhkan dua kali suntikan.

Untuk itu, selain berupaya mengembangkan vaksin Merah Putih, Indonesia melakukan penjajakan dengan sejumlah penyedia vaksin seperti CEPI, AstraZeneca, dan CanSino.
Uji Klinis

Sebelum disuntikkan kepada masyarakat, vaksin Covid-19 dari Sinovac harus melalui uji klinis tahap 3.

Uji klinis dilakukan di negara tujuan, karena belum tentu genetika orang Indonesia sama dengan China.

Sebanyak 1.620 relawan dibutuhkan dalam proses uji klinis vakisin. Namun, tidak semua peserta akan disuntikkan vaksin.

Sebanyak 540 orang akan disuntikkan vaksin, sedangkan sisanya akan mendapat cairan plasebo. Penentuan pemberian vaksin atau plasebo dilakukan secara acak.

“Bagi yang menerima plasebo akan mendapatkan vaksin Covid-19 setelah vaksin didaftarkan,” ungkap Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Prof Kusnandi Rusmil.

Relawan

Pendaftaran relawan berlangsung 27 Juli 2020 hingga 31 Agustus 2020. Ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi. Yakni calon peserta merupakan orang dewasa berusia 18–59 tahun yang dinyatakan sehat.

Tidak memiliki riwayat penyakit asma dan alergi terhadap vaksin, tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, epilepsi atau penyakit gangguan syaraf lainnya.

Calon peserta tidak memiliki kelainan darah atau riwayat pembekuan darah, tidak memiliki penyakit infeksi lain dan demam, serta tidak memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun.
Suhu tubuh tidak boleh melebihi 37,5 derajat celcius. Kemudian, bukan wanita hamil atau berencana hamil selama periode penelitian, serta tidak sedang menyusui.

Baca juga: 800 Orang Mendaftar Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com