Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kerumunan Rizieq Shihab, Bupati Bogor Siap Dipanggil Polda Jabar

Kompas.com - 11/12/2020, 05:57 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan masih menunggu panggilan dari Polda Jawa Barat (Jabar) mengenai klarifikasi kasus kerumunan massa yang dihadiri oleh pemimpin organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Kawasan Puncak Bogor.

Kejadian kerumunan itu buntut acara peletakan batu pertama atau peresmian masjid di Markaz Syariah Pesantren Alam Agrokultural, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Saya belum ada persiapan, tapi yang jelas saat itu (kerumunan) sudah kita kendalikan sesuai prosedur (protokol kesehatan). Saya belum tahu nanti arahnya ke mana kan. Jadi tunggu dipanggil di sana saja nanti ya (Polda Jabar)," kata Ade di Cibinong, Kamis (10/12/2020).

Ade menjelaskan, pada undangan pemanggilan yang pertama ia terpaksa tidak dapat hadir karena kondisinya sakit terinfeksi virus Covid-19 selama 10 hari.

Selama isolasi mandiri, lanjut dia, dirinya tidak mengikuti perkembangan berita politik, terutama kasus Rizieq Shihab.

Baca juga: Bupati Bogor Larang Perayaan Tahun Baru di Tempat Umum dan Lokasi Wisata

Ade mengaku lebih fokus meningkatkan imun dengan cara membaca buku dan ibadah supaya terbebas dari beban pikiran.

"Pemanggilan pertama memang tidak hadir karena saya positif Covid-19, jadi saat itu fokus menaikkan imun saja supaya cepat sembuh," ujarnya.

Kendati demikian, Ade yang juga sebagai ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor mengakui bahwa saat ini dirinya siap untuk memenuhi pemanggilan Polda Jabar.

Sebab, sejumlah pejabat dan perangkat desa hingga camat sudah diperiksa terkait dugaan pelanggaran kegiatan tersebut.

Namun, kata Ade, dirinya belum mengetahui pasti kapan akan dipanggil oleh Polda Jabar. Begitu pula dengan materi apa nanti yang akan ditanyakan oleh penyidik.

"Sebagai warga negara harus punya itikad baik untuk datang ketika diberikan surat panggilan. Tapi saya belum tahu apa yang nanti akan ditanyakan. Yang jelas saya siap saja berangkat ke sana," ucap Ade.

Di luar dugaan

Lebih lanjut Ade menambahkan bahwa kejadian kerumunan di sepanjang jalur Puncak Bogor itu terjadi di luar dugaan.

Saat itu, tim gabungan Satgas Covid-19 telah berupaya semaksimal mungkin mengamankan kegiatan peletakan batu pertama di Markaz Syariah FPI yang berada di Kampung Lembah Nendeut, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Namun, massa yang datang kebanyakan dari luar Bogor sehingga membludak dan membuat tim Satgas Covid-19 kesulitan untuk mengendalikan.

Baca juga: Kronologi Bupati Bogor Ade Yasin Positif Covid-19 hingga Dinyatakan Sembuh, Anak Sulung Ikut Terpapar

Ade pun membantah ada upaya pembiaran saat itu. Sebab, sejak awal juga tidak ada pemberitahuan dan permohonan izin dari penyelenggara kegiatan.

"Sebetulnya kita sudah mengamankan tapi tidak bisa bertindak represif karena massa yang begitu besar. Saat itu kondisi sangat kacau. Kita tidak punya kekuatan untuk membubarkan itu, nggak berani. Malah kita inginnya kondisi tidak kacau, yang penting kondusif," jelas Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com