Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Pot Bonsai dari Pakaian Bekas, Bangkit dari Keterpurukan Pandemi, Raih Omzet Bersih hingga Rp 7 Juta Per Bulan

Kompas.com - 10/12/2020, 07:30 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Banjir pesanan hingga Papua

Kian hari, kata Asep, pot bonsai relief panorama yang dibuatnya ini makin banjir pesanan. Sehingga, ia kewalahan dalam memenuhi pesanan tersebut.

Pemesan, kata Asep, tidak hanya dari pulau Jawa, tapi juga dari Sumatera dan Kalimantan. Bahkan dari Papua.

Tapi, kata Asep, khusus Indonesia bagian timur seperti Papua, pesanan rata-rata dibatalkan, karena berat diongkos.

"Pernah ada pesanan dari Papua, pot bonsai seharga Rp 1 juta, setelah dicek, ongkos kirimnya juga Rp 1 juta. Jadi pemesan harus bayar Rp 2 juta. Yang pesan keberatan hingga pesanannya ini dibatalkan," sebut Asep.

Asep menyebutkan, karena pesanan terus berdatangan, ia tidak dapat mengerjakan seluruh pesanan itu sendirian.

Berdayakan pemuda setempat

Hingga akhirnya, kata Asep, ia melatih pemuda setempat untuk diberdayakan untuk mengerjakan pesanan yang masuk.

Asep mengatakan, untuk membuat satu pot bonsai relief panorama, memerlukan lima keahlian khusus. Terutama mereka yang ahli dalam seni ukir relief.

"Jadi pemuda sekitar saya berdayakan, ada yang mengolah pakaian bekas, membuat potnya, kemudian orang yang mengukir relief di pot," ujar Asep.

Asep menyebutkan, untuk menghasilkan pot bonsai relief panorama yang bagus membutuhkan waktu 8 sampai 10 hari.

"Sekarang ini, untuk mengejar pesanan, satu pot itu dikerjakan 5 orang, termasuk saya. Untuk waktu pengerjaan antara 8 sampai 10 hari. Dalam waktu itu, bisa menghasilkan 5 sampai 10 pot," tutur Asep.

Asep menuturkan, fokus mengerjakan sesuai pesanan tidak membuat untuk stok dagangan.

"Tidak nyetok, karena motif relief-nya itu disesuaikan dengan keinginan konsumen, jadi fokus membuat sesuai pesanan. Karena tiap harinya juga ada pesanan yang masuk," sebut mantan Kepala Desa Ganeas ini.

Asep menyebutkan, sejak awal Juli hingga bulan November kemarin, dari harga jual pot berkisar Rp 100.000 hingga Rp 1 juta, ia mampu meraup omzet bersih Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per bulan.

Asep menuturkan, harga pot sendiri bervariasi, yang membedakan yaitu besaran pot dan banyaknya variasi relief dalam pot tersebut.

"Saya sendiri, dalam satu pot itu ambil keuntungan 30 persen. Jadi dapat bersih Rp 5 juta sampai Rp 7 juta per bulan. Sisanya buat beli bahan baku dan buat pekerja," ujar Asep. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com