Bahkan ada yang suhu tubuhnya terdeteksi 38 derajat celcius. Oleh petugas diminta istirahat dulu dan mencuci muka.
Kemudian diukur ulang suhunya. Rata-rata suhu tubuh mereka menjadi 37°C. Ada yang melanjutkan memilih namun ada juga yang balik kanan menghadapi termo gun ini.
"Ada sekitar 15 orang yang memilih, 5 orang lainnya urung memilih, karena takut dengan alat pengukur suhu tubuh," kata Manager Komunikasi KKI Warsi, Sukma Reni.
Perempuan yang akrab disapa Reni menuturkan jelang sepekan pencoblosan, baru sekitar 20 persen Orang Rimba yang mendapatkan sosialisasi tentang pilkada.
"Orang Rimba sangat takut dengan wabah (Covid-19) kini mereka membatasi diri untuk berinteraksi dengan orang luar," kata Reni melalui pesan singkat.
Dengan kondisi ini, seharusnya Orang Rimba mendapat perhatian khusus, misalnya TPS khusus Orang Rimba, agar mereka bisa menyalurkan hak pilih dengan aman.
Sampai sekarang, baru Orang Rimba di utara Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) atau kelompok Makekal Hilir yang diberikan sosialisasi.
Sisanya, Orang Rimba yang berada di bagian Selatan dan Timur TNBD, belum mengetahui tata cara pencoblosan dengan protokol kesehatan.
Dengan kondisi ini, tidak mudah meminta Orang Rimba untuk memilih. Karena apabila ada yang sakit, mereka akan mengisolasi diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.