LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Angin kencang yang menerjang di wilayah Lombok Tengah, sejak pagi hingga sore hari, mengakibatkan puluhan rumah rusak dan pohon tumbang, Senin (7/12/2020)
Plt Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah Murdi menyampaikan, rumah rusak akibat angin kencang tersebar di 8 kecamatan di Lombok Tengah.
"Puluhan rumah rusak itu tersebar di Desa Aik Bukak, Aik Berik, Desa lantan, Desa Kopang, Desa Prako, Desa Sengkerang, Desa Pejanggik, Desa Pengengat, Desa Ubung, Desa Jago dan Kelurahan Leneng," kata Murdi, saat dikonfirmasi, Senin (7/11/2020).
Data rinci dari jumlah rumah rusak ringan yakni 1 unit rumah di Desa Aik Bulak, 2 unit rumah di Desa Aik Berik, Desa Kopang 7 rumah, Desa Prako 2 unit rumah, Desa Sengkerang 1 unit rumah, Desa Pejanggik 1 unit rumah, Desa Pengengat 1 unit rumah, dan Desa Jago 3 unit rumah.
Baca juga: Perempuan Berusia 35 Tahun Ini Tewas Bersimbah Darah, Diduga Dibunuh
Murdi menyampaikan, ada 2 rumah rusak berat akibat bencana ini, hingga mengakibat atap rumah korban rusak total yakni di Desa Ubung.
"Rumah rusak berat ada dua itu di Desa Ubung, itu atap gentengnya runtuh sudah tidak layak huni untuk sementara," kata Murdi.
Selain merusak rumah, bencana angin ini juga merusak satu gudang mebel dan fasilitas umum mushala di Desa Aik Bukak.
Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat kejadian ini. Tindakan BPBD yang dilakukan yakni melakukan pendataan korban, dan menyalurkan makanan cepat saji bagi para korban.
Adapun kebutuhan mendesak, yakni warga menginginkan agar segera ada perbaikan rumah.
Sementara itu, Forecaster BMKG Bandara Internasional Lombok Aprilia Mustika menyampaikan, fenomena tersebut terjadi lantaran tekanan udara rendah.
"Dari pantauan model pergerakan tekanan udara rendah bergerak ke selatan menjauhi wilayah NTB," kata Aprilia.
Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang di Puncak Bogor, 10 Pemetik Teh Tertimpa Pohon
Aprilia menyebut, fenomena angin kencang ini akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
"Angin kencang masih akan berpotensi terjadi 2-3 hari ke depan," kata Aprilia.
Apalagi, kata Aprilia, posisi gerak semu matahari saat ini berada di lintang selatan, sehingga fenomena pusaran tekanan udara rendah di dekat perairan NTB akan intens terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.