Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Sinovac Tiba di indonesia, Jabar Utamakan Wilayah Berisiko Tinggi

Kompas.com - 07/12/2020, 14:30 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memprioritaskan warga di zona risiko tinggi Covid-19 sebagai calon penerima vaksin.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja menyusul telah datangnya 1,2 juta vaksin Sinovac telah tiba di tanah air.

"Vaksin ini disampaikan secara bertahap. Kami di Jawa Barat mempriortaskan, bahwa daerah dengan yang berisiko tinggi dulu (yang divaksinasi) bila ada kuota vaksin yang disampaikan dari pemerintah pusat. Zona berisiko tinggi, zona merah," ujar Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja di Hotel Pullman, Kota Bandung, Senin (7/12/2020).

Baca juga: Erick Thohir: Vaksin Covid-19 yang Tiba merupakan Kerjasama antar-Lembaga Pemerintah

Namun, Setiawan mengaku sampai saat ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah dosis vaksin yang diterima Jabar dari pemerintah pusat.

"Kita belum tahu persis (kuotanya), tapi sesuai kriteria pertama, pertama penerima vaksin itu berusia 18 - 59 tahun, tidak berisiko dan sebagainya," ujar Setiawan.

Perhitungan kasar, kata Setiawan, pemberian vaksin idealnya diberikan kepada 25-26 juta orang atau 60 persen jumlah penduduk di Jabar.

"Dengan kriteria yang disampaikan pertama, kami paham betul ini harus ada prioritas, jadi prioritasnya zona merah, lalu dari zona merah tersebut kita kriteriakan lagi yang paling visible artinya berapa, misal di Bodebek 2,6 juta orang yang kita prioritaskan, kemudian di Bandung Raya," ucapnya.

Baca juga: Ini 6 Vaksin yang Akan Digunakan untuk Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Pemprov Jabar juga telah melakukan simulasi vaksinas di dua kota dan satu kabupaten. Dari hasil simulasi tersebut, ia mengatakan, pemberian vaksin di puskesmas secara massal itu kurang optimal.

"Karena di puskesmas space-nya terbatas, dari hasil simulasi ketahuan bahwa setiap individu yang divaksin itu memerlukan waktu 30 menit ke atas. Artinya ketika waktu tunggu tersebut hadir masyarakat yang ingin divaksin lagi, itu terjadi penumpukan. Seyogyanya Pak Gubernur bilang vaksinasi ini bisa dilakukan di ruangan besar, misal gelanggang olahraga atau gedung besar lainnya," jelasnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com