Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

29 Istri Petahana Maju Jadi Calon Kepala Daerah di Pilkada 2020

Kompas.com - 06/12/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Setidaknya 29 orang istri kepala daerah akan bertarung sebagai peserta pilkada tahun 2020.

Jika terpilih, menurut pakar politik, suami mereka akan tetap memegang kekuasaan di daerah itu, walau secara informal.

Anggapan tersebut ditampik sejumlah istri kepala daerah yang namanya bakal tertera pada surat suara di berbagai daerah, 9 Desember mendatang.

BBC News Indonesia merangkum kontroversi ini dari Kabupaten Buru Selatan di Maluku dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dua wilayah di mana istri petahana kini berstatus calon kepala daerah.

Di Buru Selatan, istri bupati maju di pilkada 2020

Safitri Malik (paling kanan) berpose bersama suaminya, Bupati petahana Buru Selatan, Tagop Sudarsono Soulisa.SAID SOTTA Safitri Malik (paling kanan) berpose bersama suaminya, Bupati petahana Buru Selatan, Tagop Sudarsono Soulisa.
Jika Safitri Malik memenangkan pilkada Buru Selatan tahun ini, sejarah akan mencatat bahwa seluruh ajang pemilihan bupati di kabupaten itu dikuasai sepasang suami-istri.

Safitri adalah istri Tagop Sudarsono Soulisa. Sejak dibentuk menjadi kabupaten tahun 2008, baru dua kali pilkada digelar di Buru Selatan, yaitu tahun 2010 dan 2015. Tagop memenangkan dua pilkada itu.

Namun pertarungan yang dihadapi Safitri diprediksi tidak akan mudah.

Sejumlah warga Buru Selatan mengaku tidak akan memilih Safitri karena kecewa dengan kepemimpinan suaminya dalam satu dekade terakhir.

Baca juga: Camat Ini Langgar Netralitas ASN dengan Kampanye Terselubung untuk Istri Bupati Buru Selatan

"Selama 10 tahun ini tidak ada perubahan. Infrastruktur jalan belum maju. Mau periksa ke rumah sakit masih dirujuk ke luar, belum ada tindakan yang baik di RSUD," kata Hawa, warga desa Elfule.

"Saya tidak suka istrinya karena nanti akan sama saja dengan kepemimpinan 10 tahun petahana. Saya ingin ada pemimpin baru," ujar Hawa.

Pendapat serupa diutarakan warga Desa Ambalau bernama Gawi Moni. Menganggap petahana tak membangun kampungnya, Gawi tidak akan mencoblos Safitri pada hari pemungutan suara nanti.

"Saya tidak mau lagi, sudah 10 tahun kami merasa sakit," kata Gawi.

Baca juga: Kampanye, Istri Bupati Buru Selatan Diarak Naik Tandu dan Disambut bak Seorang Ratu

Merujuk riset Nagara Institute, setidaknya 124 calon kepala daerah dalam Pilkada 2020 terafiliasi dinasti politik.ANTARA FOTO/Didik Suhartono Merujuk riset Nagara Institute, setidaknya 124 calon kepala daerah dalam Pilkada 2020 terafiliasi dinasti politik.
"Kalau dia jadi bupati akan begitu-begitu saja. Di Ambalau tidak ada pembangunan, paling kalau ada hanya 50 sampai 100 meter.

"Jalan di Ambalau tidak betul. Kalau ombak datang, kami sudah tidak bisa jalan. Kami dari kampung ke kampung jalan kaki saja, naik gunung, bukan jalan rata," ujarnya.

Meski begitu, Safitri tetap memiliki basis dukungan untuk pilkada ini. Posisi Safitri sebagai satu-satunya calon bupati perempuan menjadi daya tarik yang tak dimiliki pesaingnya.

Hal ini dikatakan Nur Fatimah, warga Kecamatan Namrole.

Baca juga: Banjir Rendam Sejumlah Desa di Buru Selatan, Jalan Penghubung 2 Kabupaten Amblas

"Saya memang suka Safitri, mungkin sesama wanita jadi kita bisa saling mengerti," ujarnya.

"Harapan ke depan, tolong lihat dan dengar keluhan pendukung, jangan cuma hanya perhatikan keluarga saja," kata Fatimah.

Menjawab keraguan terhadap kapasitas Safitri, tim suksesnya lantas merujuk pengalaman calon nomor urut tiga itu sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku.

Kedekatan personal Safitri dengan petahana pun, menurut tim suksesnya, Neo Usman Latuwael, akan melancarkan kelanjutan program pemerintahan yang selama ini digagas.

Baca juga: Diusung NasDem dan Hanura, Pasangan Rahman-Elia Siap Lawan Istri Bupati Buru Selatan

"Beta yakin kalau calon lain yang terpilih, mereka harus bangun pondasi baru, itu menandakan perlu energi yang baru," kata Neo.

"Tapi kalau melanjutkan program, Pak Tagop tahu betul tentang lobi-lobi ke pemerintah pusat, tinggal yang lain dilanjutkan oleh Ibu Safitri Malik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com