Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Isi Puisi Siswa SD untuk Presiden Jokowi yang Berjudul Sepeda, Ikan dan Batu Bara

Kompas.com - 05/12/2020, 18:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah puisi milik siswa SD di Palembang viral di media sosial.

Puisi yang ditulis Wahyu Hendarawan siswa SD Negeri 204 Palembang untuk Presiden Jokowi berjudul Sepada, Ikan dan Batu Bara.

Di puisi tersebut, Wahyu menceritakan tentang Sungai Enim yang tercemar tambang.

Baca juga: Puisi Murid SD di Palembang untuk Presiden Viral: Aku Tak Dapat Sepeda dari Pak Jokowi

Berikut puisi karya Wahyu yang viral di media sosial.

Aku tidak dapat sepeda dari Pak Jokowi. Karena tidak bisa menjawab nama-nama ikan.

Dari kecil tak kujumpai tilapnya lagi

Padahal kata bapak di Sungai Enim banyak ikan

Aku mau sepeda

Tapi bapak tidak membelinya

Kebun karet bapak sudah jadi tambang

Upah kerja buruh tambang cuma cukup makan seminggu

Kami mungkin tidak akan mati kelaparan. Sebab kami makan jalan berdebu

Aku mau sepeda

Aku harus sekolah yang pintar

Kata Bu Susi dan Pak Edy Prabowo makanlah ikan biar pintar

Tapi di sungai belakang rumah sudah tidak ada anak ikan

Airnya bau dan hitam

Tak ada lagi masa depan di sungai kami

Aku tidak punya sepeda dan tidak bisa makan ikan

Sungai sudah mati,

Hutan gentayangan bersama debu beracun sepanjang jalan

Aku tidak bisa makan ikan

Sebab aku dan ikan tidak bisa berenang di sungai yang tercemar

Aku tidak punya sepeda, padahal jalan ke sekolah sangat jauh

Sejauh mulut tambang yang makin gaduh

Juara dua cipta puisi kategori SD

Ilustrasi menulisSHUTTERSTOCK/ Have a nice day Photo Ilustrasi menulis
Puisi yang berjudul Sepada, Ikan dan Batu Bara dikutkan lomba puisi dan cerpen yang diselenggarakan LSM ligkungan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) pada periode 15 Juli 2020-15 September 2020.

Tema lomba cipta puisi tersebut adalah Daya Rusak Pertambangan Batu Bara dan PLTU bagi Kehidupan.

Menurut Nila Ertina, salah satu juri lomba, puisi karya Wahyu berhasil meraih juara dua dari total 33 peserta.

"Tema puisi waktu itu diangkat soal ‘Daya Rusak Pertambangan Batubara dan PLTU bagi kehidupan’. Memang Wahyu adalah salah satu peserta yang berhasil mendapatkan juara ke-2,"kata Nila, Sabtu (5/12/2020).

Baca juga: Demo di PLTU Paiton, Aktivis Lingkungan Menduga Tumpahan Batu Bara Rusak Ekosistem Laut

Ia mengatakan, puisi yang ditulis Wahyu memenuhi kriteria kaidah, majas, rima, diksi dan kreativitas berbahasa.

"Pesannya juga dapat dalam puisi tersebut, sehingga diputuskan juri dia mendapatkan juara, skornya juga waktu itu tinggi. Pengeriman karya peserta waktu itu lewat email, "ujarnya.

Nila menjelaskan pengumuman lomba cipta puisi tersebut dilakukan pada 8 Oktober 2020 melalui aplikasi zoom karena kondisi pandemi.

"Mungkin saat itu diunggah ke medsos, sehingga sekarang baru viral,” ungkapnya.

Baca juga: Perairan Pulau Pari Tercemar Gumpalan Minyak Berwarna Hitam

Diunggah oleh penulis Okky Madasari

Puisi Wahyu tersebut viral di media sosial setelah diungah oleh penulis Okky Madasari di akun Twitter @okkymadasari.

Okky adalah seorang penulis peraih penghargaan Sastra Khatulistiwa 2012 yang juga menjadi juri di lomba tersebut.

Sampai saat ini, puisi karya Wahyu yang diupload oleh akun @okkymadayasari pada 28 November 2020 telah di-retweet 2.000 kali dan 5.000 likes.

Baca juga: Kali Jaletreng di Serpong Tercemar Limbah Industri, Kerap Keluarkan Bau Tidak Sedap

"Semoga lomba ini bisa berdampak pada kebijakan lingkungan di Indonesia & membangun kesadaran baru utk kita semua dlm memandang relasi antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan hidup kita," tulis Okky.

Unggahan tersebut banyak dikomentari warganet dan tak sedikit warganet meminta Wahyu untuk bisa membacakan secara langsung pusi tersebut ke Presiden Joko Widodo.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com