KOMPAS.com - Sebuah puisi milik siswa SD di Palembang viral di media sosial.
Puisi yang ditulis Wahyu Hendarawan siswa SD Negeri 204 Palembang untuk Presiden Jokowi berjudul Sepada, Ikan dan Batu Bara.
Di puisi tersebut, Wahyu menceritakan tentang Sungai Enim yang tercemar tambang.
Baca juga: Puisi Murid SD di Palembang untuk Presiden Viral: Aku Tak Dapat Sepeda dari Pak Jokowi
Berikut puisi karya Wahyu yang viral di media sosial.
Aku tidak dapat sepeda dari Pak Jokowi. Karena tidak bisa menjawab nama-nama ikan.
Dari kecil tak kujumpai tilapnya lagi
Padahal kata bapak di Sungai Enim banyak ikan
Aku mau sepeda
Tapi bapak tidak membelinya
Kebun karet bapak sudah jadi tambang
Upah kerja buruh tambang cuma cukup makan seminggu
Kami mungkin tidak akan mati kelaparan. Sebab kami makan jalan berdebu
Aku mau sepeda
Aku harus sekolah yang pintar
Kata Bu Susi dan Pak Edy Prabowo makanlah ikan biar pintar
Tapi di sungai belakang rumah sudah tidak ada anak ikan
Airnya bau dan hitam
Tak ada lagi masa depan di sungai kami
Aku tidak punya sepeda dan tidak bisa makan ikan
Sungai sudah mati,
Hutan gentayangan bersama debu beracun sepanjang jalan
Aku tidak bisa makan ikan
Sebab aku dan ikan tidak bisa berenang di sungai yang tercemar
Aku tidak punya sepeda, padahal jalan ke sekolah sangat jauh
Sejauh mulut tambang yang makin gaduh
Tema lomba cipta puisi tersebut adalah Daya Rusak Pertambangan Batu Bara dan PLTU bagi Kehidupan.
Menurut Nila Ertina, salah satu juri lomba, puisi karya Wahyu berhasil meraih juara dua dari total 33 peserta.
"Tema puisi waktu itu diangkat soal ‘Daya Rusak Pertambangan Batubara dan PLTU bagi kehidupan’. Memang Wahyu adalah salah satu peserta yang berhasil mendapatkan juara ke-2,"kata Nila, Sabtu (5/12/2020).
Baca juga: Demo di PLTU Paiton, Aktivis Lingkungan Menduga Tumpahan Batu Bara Rusak Ekosistem Laut
Ia mengatakan, puisi yang ditulis Wahyu memenuhi kriteria kaidah, majas, rima, diksi dan kreativitas berbahasa.
"Pesannya juga dapat dalam puisi tersebut, sehingga diputuskan juri dia mendapatkan juara, skornya juga waktu itu tinggi. Pengeriman karya peserta waktu itu lewat email, "ujarnya.
Nila menjelaskan pengumuman lomba cipta puisi tersebut dilakukan pada 8 Oktober 2020 melalui aplikasi zoom karena kondisi pandemi.
"Mungkin saat itu diunggah ke medsos, sehingga sekarang baru viral,” ungkapnya.
Baca juga: Perairan Pulau Pari Tercemar Gumpalan Minyak Berwarna Hitam
Puisi Wahyu tersebut viral di media sosial setelah diungah oleh penulis Okky Madasari di akun Twitter @okkymadasari.
"Aku tidak dapat sepeda dari Pak Jokowi karena tidak bisa menjawab nama-nama ikan.
Dari kecil tak ku jumpai tilapnya lagi.
Padahal kata bapak di sungai enim banyak ikan."Karya Wahyu Hendrawan, SDN 204 Palembang.
Bangga terlibat sebagai juri lomba karya tulis ekologi ini ???????? pic.twitter.com/jMZPP8k3ND
— Okky Madasari (@okkymadasari) November 28, 2020
Okky adalah seorang penulis peraih penghargaan Sastra Khatulistiwa 2012 yang juga menjadi juri di lomba tersebut.
Sampai saat ini, puisi karya Wahyu yang diupload oleh akun @okkymadayasari pada 28 November 2020 telah di-retweet 2.000 kali dan 5.000 likes.
Baca juga: Kali Jaletreng di Serpong Tercemar Limbah Industri, Kerap Keluarkan Bau Tidak Sedap
"Semoga lomba ini bisa berdampak pada kebijakan lingkungan di Indonesia & membangun kesadaran baru utk kita semua dlm memandang relasi antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan hidup kita," tulis Okky.
Unggahan tersebut banyak dikomentari warganet dan tak sedikit warganet meminta Wahyu untuk bisa membacakan secara langsung pusi tersebut ke Presiden Joko Widodo.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.