Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 74 Klaster Keluarga di Sleman Selama 2 Bulan Terakhir

Kompas.com - 04/12/2020, 22:02 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Klaster keluarga menjadi penyumbang jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Sleman.

Setidaknya dari bulan Oktober hingga November 2020 tercatat ada 74 klaster keluarga.

"Totalnya dari bulan Oktober-November ada 74 (klaster keluarga)," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo saat ditemui, Jumat (4/12/2020).

Joko Hastaryo menjelaskan, penularan dalam keluarga biasanya ada satu orang yang pulang dari luar kota.

Setelah sampai di rumah dan periksa, ternyata positif Covid-19.

Kemudian dilakukan tracing contact terhadap keluarganya.

"Istrinya di-tracing kontak itu positif, keluarga yang tinggal serumah (positif). Ya yang seperti-seperti itu kasusnya," tegasnya.

Baca juga: Ruang ICU RS Rujukan Covid-19 di Sleman Penuh

Menurutnya, satu orang dalam keluarga ini sudah ada yang menularkan sampai ke generasi tiga.

Hal ini karena masih kurang kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, munculnya klaster keluarga diduga karena kurang disiplin menjalankan isolasi mandiri di rumah.

Seharusnya orang yang positif Covid-19 dan menjalankan isolasi mandiri tidak berinteraksi dengan anggota keluarganya.

Sehingga tidak menularkan Covid-19 ke anggota keluarga yang lainya.

"Isolasi mandiri itu seperti di rumah sakit, di kamar terus tidak boleh kemana-mana. Kalau di rumah kan yang kita khawatirkan jangan-jangan tidak disiplin di kamar, misalnya makanya belum ada, pergi ke dapur bertemu dengan siapa," urainya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Seluruh Kecamatan di Sleman Zona Merah

Diungkapkannya, cukup banyak kasus positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Bahkan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dari kasus positif aktif, ada lebih dari 50 persen yang menjalani isolasi mandiri.

"Kajian kita banyaknya kasus tambahan itu kayaknya dari seperti-seperti itu (tidak disiplin menjalankan isolasi mandiri) ," katanya.

Joko menuturkan, untuk isolasi mandiri kamar harus sendiri tidak boleh campur dengan yang lain.

Tak hanya itu, harus mempunyai kamar mandi sendiri sehingga tidak keluar masuk kamar.

"Kemarin di satgas itu saya usulkan namanya Isomantul, artinya isolasi mandiri dengan betul," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com