Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Terkait Polemik Kapal Isap Produksi di Babel, Gubernur Erzaldi Dukung Putusan RDP

Kompas.com - 04/12/2020, 12:24 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, menyatakan dukungannya terhadap putusan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait polemik Kapal Isap Produksi (KIP) yang dianggap telah merusak mata pencaharian nelayan.

"Kami sangat mendukung, baik itu tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Jika dibentuk Panitia khusus (Pansus) juga kami dukung,” ujar Erzaldi, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (04/12/2020).

Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri RDP dengan sejumlah pejabat daerah hingga pemerintah pusat di Ruang Rapat Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Jakarta, Kamis (3/12/20).

Adapun kesepakatan diambil bersama anggota Komisi IV DPR RI, Bupati Bangka, Bupati Bangka Barat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (LHK-RI), dan Kementerian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP-RI).

Baca juga: Komisi IV Minta 6 Ketua RT di Babel Tak Ditahan dan Kegiatan Kapal Isap Dihentikan

Kesepakatan tersebut menyepakati keputusan penting dalam usaha menyelamatkan kerusakan lingkungan dan dampak sosial di masyarakat, akibat tambang di wilayah perairan Kepulauan Babel.

Putusan itu memiliki tujuh poin kesepakatan yang ditujukan untuk menyelamatkan para nelayan, pariwisata, serta lingkungan dari kerusakan akibat tambang KIP PT Timah dan mitra di perairan Pulau Bangka

Sebelumnya, kelompok nelayan dan masyarakat di beberapa wilayah Pulau Bangka seperti Kabupaten Bangka dan Bangka Barat menyuarakan protes sebagai bentuk ketidaksetujuan mereka dengan beroperasinya Kapal Isap Produksi (KIP).

Pasalnya, aktivitas KIP dianggap merusak mata pencaharian mereka. Bahkan, diduga merusak potensi di dalamnya seperti terumbu karang dan habitat lainnya.

Baca juga: Antisipasi Covid-19 di Babel, 20 Alat Terapi Oksigen Disiagakan

Protes tersebut semakin besar hingga membuat Komisi IV DPR-RI datang dan melihat langsung kondisi di Babel.

Rombongan wakil rakyat ini mendapat keluhan tentang nelayan yang tak bisa lagi melaut, karena ikan sudah tak ada dan laut keruh tak berbentuk semenjak KIP beroperasi.

Sekarang, angin segar nampaknya bisa dirasakan nelayan dan masyarakat terdampak tambang.

Sebab, Gubernur Babel Erzaldi menginginkan hal yang sama dan mendukung putusan dalam RDP tersebut.

Lakukan penghentian operasional KIP

Salah satu dari tujuh poin kesepakatan hasil RDP menyebutkan, Komisi IV DPR RI mendorong semua pihak terkait untuk menghentikan operasional Kapal Isap Produksi (KIP) di perairan Bangka Belitung.

Pihak terkait yang dimaksud adalah Pemerintah Pusat casu quo (c.q.) atau dalam hal ini Kementerian KKP, Kementerian LHK, serta Pemerintah Daerah (Pemda) c.q. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Bupati Bangka, dan Bupati Bangka Barat.

Hal ini berlaku pula kepada perusahaan lain yang terbukti menyebabkan kerusakan lingkungan ekosistem perairan dan merugikan masyarakat atau nelayan.

Baca juga: Gubernur Babel Minta Ditjen Perhubungan Laut Tetapkan Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Batu

Semua akan ditindak sesuai dengan kewenangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kalau bisa libatkan semua pihak, termasuk BUMN karena kami juga risau. Sebab, Wakil Gubernur (Wagub) kami jadi korban, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kami jadi tersangka,” ujar Erzaldi.

Akan lebih baik, lanjut dia, dalam tempo segera mungkin dengan adanya advice atau nasihat dari Penegakan Hukum (Gakkum), ditambah hasil rapat ini dapat membuat pihaknya lebih tegas mengatur daerahnya sendiri.

Sudah dibahas saat RZWP3K

Terkait KIP PT Timah, Gubernur Erzaldi mengungkapkan masalah ini sudah dibahas saat Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau–Pulau Kecil (RZWP3K).

“Kami sudah mengusulkan agar Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang di bawah 2 mil itu tidak ada, semua harus dicabut,” ujar Erzaldi.

Namun, kata dia, pada saat langkah pembahasan yang ke-32 dari 34 tahap, terjadilah perdebatan tarik-menarik, walaupun akhirnya apa yang diputuskan terasa berat bagi Pemda.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com