Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Daerah Bantah Data Pemerintah Pusat Sebut Papua Miliki Kasus Covid-19 Tertinggi

Kompas.com - 03/12/2020, 19:37 WIB
Dhias Suwandi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua, Silwanus Sumule menyanggah informasi yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 pusat yang menyebut ada penambahan 1.755 kasus di Papua pada Kamis (3/12/2020).

Menurut dia, angka tersebut adalah jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Papua selama dua pekan terakhir.

"Angka itu adalah angka kumulatif dari sekitar dua mingguan. Jadi memang selama November itu memang terjadi peningkatan sekitar 2.023 kasus (1-23 November 2020)," ujar Silwanus saat dihubungi, Kamis.

Baca juga: Sebaran 8.369 Kasus Covid-19, Tertinggi Papua

Kekeliruan data, ujar Silwanus, terjadi karena Kementerian Kesehatan menerapkan sistem baru yaitu komputerisasi dalam proses pencatatan kasus terkonfirmasi Covid-19.

Namun, pada pelaksanaannya tidak berjalan lancar sehingga tiap provinsi kembali diminta memasukan data secara manual.

"Jadi awalnya Satgas di Kementerian Kesehatan menciptakan sistem, all record namanya, dengan maksud kita tidak lagi melakukan secara manual. Dalam perjalanannya, kondisi itu belum berjalan sebagaimana mestinya, sehingga data-data tersebut tidak bisa ditarik. Kemudian mereka meminta kepada kita untuk segera melaporkan secara manual," ujar Silwanus.

"Pada saat kita mengirim data itu, kita kirim datanya per hari dan dihitung secara kumulatif. Kesannya itu dia (kasus terkonfirmasi) meningkat," sambung Silwanus.

Baca juga: Rumah dan 2 Mobil Milik Pejabat Daerah Terbakar, Sebulan Sebelumnya Diancam Akan Dicelakai

Hal lain yang dianggap bisa memberikan gambaran bahwa tidak mungkin ada penambahan 1.755 kasus Covid-19 di Papua adalah keterbatasan alat pemeriksaan swab, baik PCR atau pun TCM.

Silwanus menyebut, sejauh ini dari seluruh alat yang ada di Papua, paling banyak sampel swab yang diperiksa dalam satu hari menyentuh angka 500.

"Untuk di Kota Jayapura, sekarang ini yang berjalan secara baik ada tiga (alat pemeriksa swab), di Litbangkes, di RS Marthen Indey, dan RS Dian Harapan. Dari tiga alat itu, per hari bermain di angka 200. Di beberapa kabupaten juga sudah bisa dilakukan pemeriksaan swab, tapi tidak mungkin juga sampai 1.700 karena rata-rata kita bekerja di angka 400 sampai 500-an," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com