Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Sebut Jabar Diprediksi Mengalami Krisis Pangan pada 2021

Kompas.com - 03/12/2020, 14:53 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan prediksi yang diperkirakan terjadi di Jabar pada 2021.

“(Jabar) diprediksi krisis pangan tahun depan,” ujar Ridwan Kamil dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Jabar di Bandung, Kamis (3/12/2020).

Pria yang akrab disapa Emil ini menjelaskan, prediksi mengenai ancaman krisis pangan ini disebabkan kabar sejumlah negara akan menghentikan ekspor pangan ke Indonesia.

Baca juga: 6 Daerah di Jabar Zona Merah, Ridwan Kamil Imbau Warga Tak Liburan

Emil mengatakan, ada beberapa bahan pangan yang terancam, terutama beras.

Hal tersebut bisa terjadi apabila negara pengekspor beras, yakni Thailand dan Vietnam akan menghentikan ekspor untuk kepentingan dalam negeri masing-masing negara.

“Pak Sekda, coba dihitung, sanggupkah kita menyuplai bahan sendiri?” tutur Emil.

Baca juga: Penyebab Kota Bandung Menjadi Zona Merah Covid-19

Menurut Emil, untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya akan menggelar semacam pameran virtual bidang pertanian dan pangan.

Acara ini akan dihadiri 20 perusahaan pembeli produk pertanian.

Selain akan membeli produk para petani, para perusahaan juga menjadi mentor.

Tugasnya memberikan saran produk apa saja yang sebaiknya ditanam, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Selain itu, penanaman ini akan menerapkan teknologi 4.0.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar, Herawanto mengatakan, inflasi di Jabar sedang berproses.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar telah merilis angka inflasi di Jabar pada November 2020 sebesar 1,99 persen (year on year).

Laju inflasi ini lebih tinggi dibanding Oktober 2020 sebesar 1,86 persen (yoy).

Namun, inflasi Jawa Barat tetap terkendali dan di tahun 2020 diperkirakan berada pada batas bawah rentang target inflasi di kisaran 2 persen.

Sementara itu, tekanan inflasi pada 2021 diperkirakan lebih tinggi searah dengan kemajuan pemulihan ekonomi.

Hal itu ditandai meningkatnya permintaan, kenaikan harga komoditas global, dan potensi risiko cuaca La Nina yang dimungkinkan terjadi hingga awal triwulan II 2021.

“Namun, kami memperkirakan inflasi dapat terkendali sesuai sasaran 3+1 persen,” kata dia.

Menurut Herawanto, keyakinan ini memerlukan dukungan strategi pengendalian inflasi yang semakin inovatif dan antisipatif, termasuk dalam merespons potensi krisis pangan yang mungkin terjadi.

“Menjadi semakin penting untuk melihat baik dari sisi kepentingan konsumen maupun dari sisi produsen, agar gejolak harga tidak terjadi, sehingga merugikan salah satu pihak,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com