Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajurit TNI di Perbatasan Amankan Kantong Plastik Isi 4 Bundel Amplop, Diduga untuk Serangan Fajar

Kompas.com - 02/12/2020, 21:56 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Prajurit TNI AD dari Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Malaysia Yonif 623/Bhakti Wira Utama (BWU) mengamankan kantong plastik berisi 4 bundel amplop uang yang diduga untuk serangan fajar bagi pemenangan salah satu pasangan calon (Paslon) Gubernur Kalimantan Utara.

Kantong plastik berisi amplop uang tersebut dibawa oleh 2 laki-laki bernama AL (54) warga Nunukan dan SR (45) warga Sebatik.

Petugas langsung mengamankan kedua pemilik kantong kresek berwarna hitam tersebut untuk dimintai keterangan.

Baca juga: Viral Video Masyarakat Sebatik Amankan Pria Pelaku Serangan Fajar Jelang Pilkada

Entah siapa yang memulai, peristiwa tersebut menyebar dengan cepat di media sosial. Terlihat foto- foto diamankannya dua pemilik kantong plastik berisi uang lengkap dengan 4 bundel amplop yang masih terikat karet gelang.

Komandan Satgas Pamtas RI– Malaysia Yonif 623/BWU Letkol Inf Yordania membenarkan peristiwa tersebut.

"Kejadiannya di Sebatik, saat operasi gabungan pemeriksaan kendaraan pelintas batas hari ini, pemilik amplop sudah dimintai keterangan oleh petugas kami,"ujarnya, Rabu (3/12/2020).

Dugaan money politic membuat Yordania dilema, sebagai prajurit penjaga perbatasan RI – Malaysia yang menjelang purna tugas di Nunukan, ia sangat berhati-hati dengan adanya peristiwa tersebut.

Ia mengatakan, Satgas Pamtas RI–Malaysia tentu tidak boleh terkena label memihak salah satu paslon kepala daerah.

Satgas Pamtas harus memastikan kondusivitas wilayah, menjaga konstelasi dan stabilitas keamanan.

Baca juga: Mengintip Aksi Bagi-Bagi Uang Caleg di Grobogan, Mulai Rekrut Preman hingga Serangan Fajar

Sementara, diamankannya kantong kresek berisi amplop yang diduga money politic dan tidak sengaja didapat oleh prajurit Satgas Pamtas Yonif 623/BWU saat operasi kendaraan pelintas batas, berpotensi adanya justifikasi dan stigma masyarakat. Ujungnya, ada opini soal keberpihakan Satgas Pamtas kepada salah satu paslon ketika mereka mempublikasikan hal tersebut.

‘’Kalau saya bisa saja melepaskan mereka dan meminta jangan diulang yang begini begini, posisi kami dilematis, tapi saya tegaskan TNI netral. Untuk selanjutnya, saya koordinasikan dulu dengan Dandim dan Kapolres bagaimana baiknya?’’katanya.

Yordania mengatakan, tertangkapnya dua orang yang diduga menjadi peluncur money politic di Sebatik hanya sedang apes, karena ia meyakini masih banyak tindakan serupa yang tidak tertangkap.

Diperlukan kesadaran masyarakat dalam menjalankan politik yang baik dan bermartabat tanpa harus membanderol hak pilihnya dalam Pilkada serentak 2020 nanti.

Ketua Komisioner Bawaslu Mochammad Yusran mengatakan, Bawaslu sudah langsung menuju Sebatik untuk membahas dan mendalami kasus ini.

‘’Bagaimanapun butuh pendalaman, Bawaslu juga tidak mau dijadikan alat pemukul sehingga terkesan kita memihak juga. kita masih lakukan penyelidikan, kita masih berkoordinasi dengan pihak yang mengamankan, on proses,’’katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com