Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang Perhatikan Cagar Budaya, Pemkot Salatiga Kehilangan Potensi "Living Museum"

Kompas.com - 02/12/2020, 19:08 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Salatiga dinilai kurang perhatian terhadap potensi benda cagar budaya (BCB) yang ada di wilayahnya.

Padahal, jika BCB tersebut dimaksimalkan bisa menjadi potensi wisata yang tidak kalah dengan daerah lain.

Pegiat Salatiga Heritage, Waren Darsono mengatakan, saat ini ada 119 BCB di Salatiga.

"Kebanyakan BCB tersebut berupa rumah tinggal dan sebagian lagi digunakan untuk perkantoran, termasuk rumah dinas," jelasnya, Rabu (2/11/2020).

Baca juga: Temukan Benda Cagar Budaya, Warga Wajib Lapor ke Pihak Desa

Waren menegaskan, BCB adalah identitas suatu kota yang patut dijaga.

"Jangan berpikiran BCB adalah sekadar bangunan tua dan peninggalan penjajah, karena saat ini di beberapa kota lain malah menjadi destinasi wisata," ujarnya.

Dia mengakui perawatan dan pemanfaatan BCB membutuhkan anggaran yang besar.

"Anggaran pasti dibutuhkan, tapi untuk menekan itu pemerintah bisa menggandeng komunitas anak muda yang menyenangi BCB. Fungsi pemerintah menjadi supporting," kata Waren.

Dia menilai, BCB di Salatiga yang terawat adalah yang digunakan kantor pemerintahan.

Sementara yang digunakan sebagai rumah tinggal pribadi kondisinya ada yang tidak terawat.

"Banyak juga yang tidak dirawat dengan baik seperti Gedung Dekranasda, padahal lokasinya strategis dan bagus untuk dikembangkan," paparnya.

Baca juga: Benda Cagar Budaya Ditemukan di Pinggir Kali Mookevart Tangerang, Diduga Dibuat 1700 Masehi

Waren berharap Pemerintah Kota Salatiga bisa menggarap potensi BCB dengan maksimal.

Karena setiap tahun ada wisatawan dari Eropa yang datang untuk melihat bangunan-bangunan BCB.

"Terbanyak wisatawan dari Belanda, mereka ingin melihat tempat tinggal leluhurnya di Kota Terindah di Jawa Tengah pada masa penjajahan ini," jelasnya.

Meski memiliki peluang dijadikan objek wisata, tetapi terkendala BCB tersebut saat ini digunakan sebagai perkantoran dan rumah dinas.

"Tapi untuk digarap sebagai wisata utama memang ada kendala. Wisata BCB itu tidak hanya sekadar melihat, harus ada pengalaman lain. Keunggulan Salatiga adalah kotanya kecil sehingga bisa dijadikan living museum atau open air museum," papar Waren.

Terpisah, Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan, pemerintah berkomitmen menjaga BCB yang ada.

"BCB yang milik pemkot tentunya harus dirawat dan dipelihara dengan anggaran pemerintah. Sedangkan untuk BCB yang milik perorangan ada pengurangan pajak bumi dan bangunan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com