Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

212 Warga Keracunan Makanan Pesta Pernikahan, Satu Balita Tewas, Bumbu dan Bahan Diteliti

Kompas.com - 02/12/2020, 06:56 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Ratusan orang warga Desa Galanti, Kecamatan Wolowa, Buton, Sulawesi Tenggara mendadak muntah-muntah dan pusing, Minggu (29/11/2020).

Mereka diduga mengalami keracunan setelah menyantap makanan pesta pernikahan.

Dalam peristiwa itu, satu orang balita berumur tiga tahun tewas.

Baca juga: Korban Keracunan Makanan Pesta Pernikahan Bertambah Jadi 212 Orang, 1 Balita Tewas

Jumlahnya mencapai 212 orang

Ilustrasi keracunan makanan Ilustrasi keracunan makanan
Dokter jaga UGD RSUD Buton Dayat menjelaskan, pasien mulai berdatangan ke rumah sakit sejak Senin pagi.

Kebanyakan mereka merasakan gejala sejak Minggu malam.

Mulanya hanya ada 23 orang yang masuk dan menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Buton.

Namun jumlahnya semakin bertambah hingga mencapai ratusan orang.

Terakhir, menurut Data Dinas Kesehatan dan RSUD Buton, pasien keracunan mencapai 212 orang.

Beberapa di antaranya dirawat di Puskesmas Wolowa dan Puskesmas Siontapina.

Baca juga: Keracunan Massal di Timor Tengah Selatan, 180 Anak Dirawat di Puskesmas dan Kantor Desa

 

Gejala sama, muntah hingga pusing

Dayat menjelaskan, pasien yang datang mengalami gejala hampir sama.

"Rata-rata semua yang masuk itu mempunyai gejala yang sama yakni muntah, mual dan sakit perut," kata dia.

Salah seorang warga Nurmina mengatakan, anaknya mengalami gejala tersebut setelah menyantap makanan di pesta.

"Anak saya sakit pusing, muntah dan buang air besar usai makan di pesta. Sejak tadi malam sudah mulai terjadi sehingga dibawa ke sini (rumah sakit)," ujar dia.

Baca juga: Detik-detik 2 Anak Keracunan Usai Makan Kerupuk Ikan Buntal, Satu di Antaranya Meninggal

Satu balita tewas

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.
Dalam kasus tersebut, satu orang balita berusia tiga tahun tewas.

Bupati Buton La Bakry menjelaskan, balita tersebut juga mengalami gejala yang sama dan diduga terlambat ditangani.

"Ada satu orang meninggal, balita umur tiga tahun mengalami dehidrasi dan ada dugaan terlambat dibawa ke rumah sakit," tutur La Bakry.

La Bakry juga melacak kembali warga yang hadir dan terlibat dalam pesta pernikahan tersebut.

"Kita berharap penanganan medis dapat segera dapat memulihkan kondisi mereka. Beberpa Langkah yang dilakukan saat ini, melacak kembali warga jangan sampai masih ada yang tertinggal di rumah gejala mual dan lainnya namun tidak ke rumah sakit, makanya harus segera ke rumah sakit,” ujar La Bakry.

Baca juga: Cerita Serka Silvi Tinggalkan 2 Anak Balita demi Misi PBB ke Lebanon: Berat, tapi Saya Tegarkan Hati

 

Ilustrasi peneliti sedang bekerja di laboratorium.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi peneliti sedang bekerja di laboratorium.
Bumbu makanan diteliti

Menyusul kejadian keracunan massal tersebut, Kasat Reskrim Polres Buton AKP Dedi Hartoyo mengaku telah memeriksa sejumlah saksi terkait hal ini.

Kemudian, polisi juga telah mengambil bahan dan bumbu makanan untuk diteliti oleh Dinas Kesehatan Buton.

Polisi juga memanggil pemangku hajatan untuk memastikan dugaan keracunan massal.

"Kami sudah memeriksa pemilik pesta untuk dimintai keterangan. Pemilik pesta kita sudah mintai keterangan dan tidak menutup kemungkinan kita akan memanggil saksi lainnya,” kata Dedi Hartoyo.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Baubau, Defriatno Neke | Editor : Dony Aprian, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com