KOMPAS.com - Rumah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Pamekasan, Jawa Timur, didemo ratusan orang.
Aksi unjuk rasa itu dilakukan pada Selasa (1/12/2020) siang.
Dalam orasinya, mereka meminta Mahfud MD untuk segera keluar dari dalam rumah.
"Kalau sama-sama orang Madura, Mahfud tolong keluar. Jangan ngumpet dan temui kami," teriak salah satu peserta aksi di depan rumah.
Meski saat kejadian itu mereka sempat mendorong pagar rumah, namun aksi tersebut berjalan kondusif dan tidak ada kerusakan.
Baca juga: Ratusan Orang Demo Rumah Mahfud MD di Pamekasan, Tetangga: Takut Ada Keributan
Ketua RT 5, RW 3, Kelurahan Bugih, Slamet mengatakan, rumah yang didemo ratusan orang itu biasanya ditempati oleh ibunda Mahfud MD.
Namun saat kejadian itu, keadaan rumah diketahui dalam keadaan kosong.
"Rumah itu saat ini kosong. Tapi setiap hari dijaga antara tiga sampai enam polisi berbaju preman," kata Slamet di lokasi, Selasa.
Tetangga Mahfud MD, Haili mengatakan, aksi unjuk rasa itu dilakukan sekitar pukul 14.00 WIB.
Massa yang datang terlihat menggunakan kendaraan roda dua, mobil, dan ada juga yang berjalan kaki.
"Sekitar 200 orang lebih yang demo. Kendaraan mereka diparkir di pinggir jalan. Panjangnya kira-kira 100 meter memanjang ke timur," kata Halili.
Baca juga: Rumah Mahfud MD Didemo, Polisi: Hanya 5 Menit, Tidak Ada Kerusakan
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko saat dikonfirmasi mengatakan, isu yang diangkat dalam aksi unjuk rasa itu terkait dengan pemanggilan Rizieq Shihab oleh Polda Metro Jaya.
"Isu yang diusung dalam aksi terkait pemanggilan Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya," terangnya saat dikonfirmasi Selasa sore.
Trunoyudo mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan sekelompok orang di rumah Mahfud MD itu tidak berlangsung lama.
Baca juga: Rumah Mahfud MD yang Didemo Ratusan Orang Biasanya Ditempati Sang Ibunda
Setelah dilakukan upaya preventif, mereka langsung bersedia membubarkan diri.
"Aksi demonstrasi hanya berlangsung sekitar 5 menit, setelah kami imbau massa kembali naik kendaraan dan pergi," tambahnya.
Menyikapi aksi tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan ajakan di media sosial.
"Masyarakat jangan terprovokasi, ayo jaga Jawa Timur," ucap dia.
Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor : Robertus Belarminus, Dheri Agriesta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.