Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahar Panas Gunung Semeru Menerjang, Penambang Pasir di Lumajang Lari Selamatkan Diri

Kompas.com - 01/12/2020, 16:46 WIB
Rachmawati

Editor

"Satu awan panas guguran yang satu awan panas letusan," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (1/12/2020).

Baca juga: Pendakian Ditutup Sehari Sebelum Erupsi, Masih Adakah Pendaki di Gunung Semeru?

Sementara itu Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memastikan seluruh pendaki di Gunung Semeru sudah turun sebelum gunung tersebut mengeluarkan awan panas pada Selasa dini hari.

Rombongan pendaki yang turun terakhir berjumlah lima orang dan dalam kondisi sehat.

TNBTS sendiri telah menutup aktivotas pendakian Gunung Semeru sejak Senin (30/11/2020) setelah adanya peningkatan aktivitas vulkanologidi Gunung Semeru.

Baca juga: Fakta Terkini Gunung Semeru Meletus, Keluarkan Awan Panas hingga Warga Diminta Mengungsi

550 warga mengungsi

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 550 warga dari Dusun Kobokan, Desa Supiturang, dan Gunung Sawur di Desa Sumber Wulu, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mengungsi.

Warga tersebut adalah mereka yang tinggal di radius 10 kilometer dari kawah Semeru.

Untuk sementara warga diungsikan ke Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Sawur dan di Balai Desa Supiturang.

Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengatakan pihaknya sudah membagikan 2.000 masker untuk warga.

Masker tersebut dibagikan karena daerah kaki Gunung Semeru dihujani abu vulkanik.

Baca juga: Kesaksian Warga yang Melihat Gunung Semeru Meletus: Seperti Guguran Awan Panas

Sampai saat ini, semua warga yang mengungsi dalam kondisi sehat. BPBD sudah menyiagakan ambulans dan tim medis.

"Kondisinya sehat, tim kesehatan juga sudah turun. Makan sudah dua kali, dan terus kita siagakan ambulans dan petugasnya," katanya.

Aisyah salah satu warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Aisyah mengatakan ia mendengarkan suara letusan Gunung Semeru sekitar 02.00 WIB saat sedang tertidur.

Ia kemudian mengungsi karena hujan abu Gunung Semeru melanda pemukiman.

"Mengungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," kata Aisyah, dikutip dari Surya, Selasa.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik | Editor: David Oliver Purba), Tribunjatim.com, Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com