Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguji Tuah Prabowo di Pilkada Sumatera Barat

Kompas.com - 01/12/2020, 12:31 WIB
Abba Gabrillin

Editor

Sumber Antara

PADANG, KOMPAS.com - Mengenakan deta ikat kepala khas Minang, Prabowo Subianto mengangkat tangan kanan ke atas dengan simbol membentuk angka dua di jarinya.

Tak lupa kaca mata hitam dan baju safari khas empat kantong berwarna krem dengan latar masa yang memadati Pantai Padang tertulis, "Gubernur Pilihan Prabowo 2020".

Puluhan baliho dengan latar Ketua Umum Partai Gerindra tersebut tersebar di sejumlah titik di Kota Padang sejak dua pekan terakhir hingga saat ini, Selasa (1/12/2020).

Baca juga: Wali Kota Padang Diminta Menonaktifkan Kasatpol PP yang Diduga Bantu Calon Gubernur

Tak hanya itu, pada kalender 2021 yang dicetak juga terpampang foto Prabowo

Pesan di baliho tersebut berisi ajakan mewujudkan Sumatera Barat yang unggul, sebuah pesan yang merupakan moto pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar, Nasrul Abit-Indra Catri.

Kandidat nomor urut 02 itu diusung Partai Gerindra.

Pada pemilu presiden 2019, Prabowo Subianto tampil sebagai pemenang di Ranah Minang dengan perolehan suara tertinggi se-Indonesia mencapai 2.488.733 atau 85,92 persen.

Tak hanya itu, partai besutan Menteri Pertahanan itu juga jadi pemenang pemilu di Sumbar dengan meraih 3 kursi untuk DPR RI dan 14 kursi di DPRD Sumbar.

Nasrul Abit-Indra Catri merupakan pasangan yang diusung oleh Partai Gerindra tanpa berkoalisi.

Sebab, jumlah kursi yang diperoleh pada pemilu 2019 mencukupi untuk mengusung calon sendiri.

Baca juga: Siapa Calon Kepala Daerah Terkaya di Pilkada Sumbar?

Nasrul lahir di Air Haji, Linggo Sari Baganti Pesisir Selatan pada 24 Desember 1954.

Saat ini, ia merupakan Wakil Gubernur Sumbar 2015-2020, mendampingi Irwan Prayitno.

Sebelumnya, suami dari Wartawati ini merupakan Bupati Pesisir Selatan dua periode pada 2005-2015. Nasrul juga sempat menjadi Wakil Bupati Pesisir Selatan 2000-2005 mendampingi Darizal Basir.

 

Di kalangan pengurus Gerindra Sumbar, Nasrul bukan sosok yang asing, karena pada 17 Juli 2017 sampai 10 Desember 2019, ia merupakan Ketua Umum DPD Gerindra Sumatera Barat.

Saat Nasrul bersiap mengikuti Pilgub Sumbar, DPP Gerindra menunjuk Andre Rosiade sebagai Ketua DPD Gerindra Sumbar.

Pergantian ini cukup mendadak dan mengagetkan, karena dilakukan saat Nasrul tengah fokus mempersiapkan diri jelang Pilgub 2020.

Ia pun diamanahi jabatan baru sebagai Dewan Penasehat DPD Gerindra Sumbar agar fokus menghadapi Pilgub.

Wakil selalu kalah

Keputusan Nasrul untuk maju sebagai cagub Sumbar 2020 juga menarik untuk dicermati.

Sebab, dalam dua pemilihan gubernur terakhir di Sumbar, yakni pada 2010 dan 2015, wakil yang maju menjadi calon gubernur selalu kalah.

Pada Pilgub Sumbar 2010, Wakil Gubernur petahana Marlis Rahman dikalahkan oleh politisi PKS Irwan Prayitno.

Lalu pada Pilgub Sumbar 2015, Muslim Kasim yang menjabat wakil dan maju sebagai calon Gubernur juga dikalahkan oleh Irwan Prayitno sebagai petahana.

Pada perhelatan Pilkada 2020, Nasrul memilih berpasangan dengan Indra Catri, Bupati Agam dua periode yang menjabat sejak 2010 hingga 2020.

Indra lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 4 April 1961.

Dia mengawali karir sebagai birokrat di Pemkot Padang dan terakhir menjabat Kepala Bappeda Padang.

Pada awal pencalonan, Indra sempat tersandung masalah, karena ditetapkan Polda Sumbar sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan ujaran kebencian terhadap anggota DPR RI Mulyadi melalui akun Facebook palsu bernama Mar Yanto pada 11 Agustus 2020.

Namun, pada 23 September 2020, Bareskrim Polri menerbitkan surat pemberitahuan penghentian penyidikan (SP3) kasus dugaan ujaran kebencian dan pencemaran nama baik yang menimpa Indra Catri.

“Hasil dari setelah pendalaman kembali kasus itu dari Dirkrimsus Polda Sumbar dan Bareskrim, yang dipimpin Dirkrimsus sebelumnya Arly, belum cukup bukti saat itu. Makanya di-SP3, dihentikan," kata Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Barat Kombes Stefanus Satake Bayu.

 

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa pendukungnya pada kampanye akbar di Padang, Sumatera Barat, Selasa (2/4/2019).Antara/Iggoy El Fitra Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa pendukungnya pada kampanye akbar di Padang, Sumatera Barat, Selasa (2/4/2019).
Menang harga mati

Pasangan nomor urut 02 ini mengusung tagline, Sumbar Unggul untuk Semua.

Dalam upaya pemenangan yang dilakukan, sejumlah tokoh pusat Partai Gerindra juga turun ke Sumbar, mulai dari Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco hingga Sandiaga Uno.

Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco mengatakan, kemenangan Nasrul Abit-Indra Catri di Pilgub Sumatera Barat merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

"Sumbar merupakan halaman depan Gerindra. Karena itu, semua kader partai tersebut harus habis-habisan memenangkan NA-IC," kata Dasco pada Rapat Konsolidasi Daerah Pemenangan Pilkada Serentak 2020.

Menurut dia, pemenangan NA-IC adalah marwah Prabowo dan semua harus bergerak.

"Perang ini harus dimenangkan,” kata Dasco untuk menegaskan.

Foto Prabowo jadi andalan

Tak hanya kader yang bergerak, foto Prabowo pun menjadi salah satu ikon andalan yang dipajang pada atribut kampanye, mulai dari baliho hingga kalender.

Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Padang Andri Rusta menilai, penggunaan gambar tokoh nasional sudah lazim dilakukan sejak dulu dalam pelaksanaan Pilkada.

"Dulu saat SBY jadi presiden juga ramai menggunakan fotonya di Pilkada, pengaruh ke masyarakat memang ada," kata dia.

Ia menilai, bagi orang yang belum punya pilihan dan bingung, kemudian melihat foto Prabowo dan Gerindra akan mengingatkan pilihan pada Pemilu dan Pilpres 2019.

Secara persentase, ia menyebutkan, jumlah masyarakat yang pilihannya dipengaruhi oleh endorse (dukungan) tokoh-tokoh nasional cukup besar, mencapai 8 persen berdasarkan survei yang dilakukan.

"Angka 8 persen ini dengan elektabilitas yang ketat antar kandidat ini amat berpengaruh," kata Andri.

Meski Prabowo memutuskan masuk kabinet dan bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menurut Andri, hal tersebut tidak jadi soal.

Sebab, hal itu merupakan isu elit dan masyarakat awam tidak melihat itu sebagai suatu pengkhianatan.

Ia meyakini keterpilihan Prabowo di Sumbar tetap tinggi.

"Bagi masyarakat awam, yang penting calon harus takah, tageh, tokoh, kemudian didukung Prabowo sudah cukup," kata dia.

Bahkan, menurut Andri, polemik omnibus law tidak signifikan pengaruhnya bagi masyarakat dan hanya menjadi konsumsi elit serta kelas menengah.

Ia berpendapat, isu yang yang berpengaruh bagi masyarakat adalah yang berdampak langsung seperti harga BBM dan harga sembako yang bersentuhan langsung.

Termasuk calon lain yang juga bermasalah, menurut Andri, hal itu cuma mainan elit dan tidak terkapitalisasi untuk tersampaikan dengan baik.

Terkait peluang Nasrul-Indra, Andri menilai, yang akan menentukan adalah mesin partai Gerindra, apakah bisa bergerak secara masif.

Dari hasil survei terakhir, yang bersaing adalah Mulyadi dan Nasrul Abit.

Namun, semua itu tergantung sejauh mana kemampuan mesin Gerindra menggaet pemilih.

Apakah Prabowo akan kembali bertuah dan mendulang sukses di Pilkada Sumbar 2020 dengan kemenangan calon yang didukung, pemungutan suara pada 9 Desember 2020 adalah jawabannya.

(Penulis: Ikhwan Wahyudi, Antara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com