Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rizti, 9 Tahun Dampingi Suami Pengidap HIV/AIDS, hingga Bangun Komunitas Pita Merah

Kompas.com - 01/12/2020, 12:26 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Nekat berhubungan tanpa kontrasepsi

Rizti mengatakan, setelah kehilangan anak semata wayangnya dan di tengah suami yang mengidap virus HIV, keinginan untuk kembali memiliki anak sangat kuat.

Meski sangat rentan terjangkit HIV dari suami, karena keinginan kuat memiliki anak ini pula, ia nekat melakukan hubungan suami istri tanpa alat kontrasepsi.

"Saking ingin punya anak lagi, saya berhubungan tanpa alat kontrasepsi. Tentu saja, ini bukan hal yang baik untuk dicontoh. Dan tiap empat bulan setelah berhubungan, saya tes HIV. Tapi Alhamdulillah, tiap tes itu, saya selalu negatif (HIV), waktu itu juga dokter heran karena hasil tes saya itu selalu negatif," kata Rizti.

 

Akhirnya bercerai

Namun, kata Rizti, keinginan untuk kembali memiliki buah hati ini tak kunjung direstui Sang Pencipta.

Hingga akhirnya, setelah sembilan tahun mendampingi suami yang divonis positif HIV itu, Tuhan berkata lain dan perpisahan menjadi jalan terbaik yang harus dilalui.

"Kami berpisah bukan karena dia HIV, tapi memang takdirnya harus berpisah," ujar Rizti.

 

Momen terberat, saat suami sakit keras

Rizti mengatakan, momen terberat melewati sakit yang diderita suaminya itu dijalani selama dua tahun.

"Karena saat itu, suami sakit keras. Selain akibat HIV yang dideritanya, juga karena penyakit penyerta dari HIV-nya, TB dan hepatitis," ujar Rizti.

Namun, kata Rizti, masa-masa berat itu dapat dilalui berkat semangat dan kedisiplinan suaminya dalam mengonsumsi obat. Mulai dari obat antiretroviral (ARV) untuk HIV, hingga obat Tuberculosis (TB).

"Dalam sehari, obat yang diminum suami itu sebanyak 9 butir. Saya terus beri motivasi, Alhamdulillah suami saya juga disiplin meminum obatnya itu setiap hari. Bahkan, sampai sekarang, tiap hari obat ARV-nya selalu diminum," sebut Rizti.

 

Bersyukur dan selalu bahagia

Rizti menuturkan, selalu bersyukur dan menjalani hidup dengan bahagia menjadi kekuatan terbesar yang bisa membuatnya bertahan, sekaligus menjadi sosok penyemangat bagi mantan suaminya yang saat itu divonis HIV untuk tetap semangat menjalani hidup.

"Meski sudah berpisah dan suami sudah menikah lagi dengan orang lain, tapi saya bersyukur karena mantan suami saya itu, sampai sekarang menjalani hidup dengan sehat. HIV-nya memang tidak bisa disembuhkan, tapi dia bisa tetap bertahan dan hidup sehat berkat kedisiplinannya meminum obat," sebut Rizti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com