Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Soroti Peningkatan Kasus Covid-19 di Bali, Kadinkes: Setelah Libur Panjang Tidak Meningkat

Kompas.com - 01/12/2020, 12:20 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, kasus Covid-19 meningkat drastis di Jakarta dan Bali.

Luhut menjelaskan, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali, naik dari 386 kasus pada periode 28 Oktober-3 November 2020 menjadi 823 kasus pada 25-30 November 2020.

Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya mengaku, sudah mendengar teguran tersebut saat mengikuti rapat bersama Luhut, Senin (30/11/2020).

Suarjaya menyebutkan, seluruh daerah memiliki risiko lonjakan kasus, khususnya setelah libur panjang.

Sebab, libur panjang membuat potensi munculnya kerumunan meningkat. Sehingga, menyebabkan ancaman penularan Covid-19.

Baca juga: Ini 5 Arahan Luhut untuk Kendalikan Covid-19 di Jakarta dan Bali

Meski begitu, Suarjaya menegaskan, peningkatan kasus Covid-19 di Bali tak disebabkan libur panjang dari 28 Oktober hingga 1 November.

Berdasarkan data yang dimiliki Pemprov Bali, tak terjadi peningkatan kasus Covid-19 pada satu hingga dua pekan setelah libur panjang.

"Kita lihat setelah satu sampai dua minggu setelah libur panjang ternyata Bali tidak meningkat. Jadi dalam dua minggu, grafiknya ternyata Bali menurun," kata Suarjaya usai acara peringatan Hari AIDS Sedunia di Kantor Dinkes Bali, Denpasar, Selasa (1/11/2020).

Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 di Bali terjadi karena mulai maraknya upacara adat seperti pernikahan dan pemakaman.

"Analisis kami. Itu pertama upacara adat di Bali. Saya tidak menyalahkan siapa. Memang ini kenyataan seperti itu. Banyak upacara adat, ada musim orang kawin, ngaben, dan sebagainya," kata dia.

 

Tak semua warga yang hadir di upacara adat itu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, masyarakat tak bisa mendeteksi orang yang terpapar covid-19 kategori tanpa gejala.

Kemudian peningkatan kasus juga berasal klaster rumah sakit, perkantoran, hingga petugas KPPS Pemilu yang sebelumnya menjalani rapid test massal.

"Sekarang kan ada enam pilkada di Bali jadi semua petugas KPPS di-tracing semua ketemu kan di sana banyak. Tapi saya tidak menyalahkan siapa. Ini fenomena seperti itu," kata Suarjaya.

Peningkatan kasus juga berasal dari penulusuran kontak pasien positif Covid-19 sebelumnya.

Baca juga: Saya dan Istri Langsung Syok, Ternyata Anak Kami Satu-satunya Sudah Meninggal

"Jadi saat tracing yang positif awal ini dilakukan tracing terhadap kontak erat dan nambah lagi di situ. Ini lah yang menyebabkan pada minggu ketiga setelah liburan naik kasusnya. Naik sedikit Tapi tidak terlalu signifikan seperti waktu bulan September," kata dia.

Sebanyak 89 orang di Bali terpapar Covid-19 pada Senin (30/11/2020). Kemudian pasien sembuh sebanyak 113 orang, dan empat orang meninggal.

Sehingga secara kumulatif jumlah terkonfirmasi positif 14.027 orang, sembuh 12.701 orang (90,55%), dan meninggal 432 orang (3,08%). Sementara kasus aktif sebanyak 894 orang (6,37%).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com