Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Kasus Covid-19 di Jawa Tengah dan Data yang Tak Selaras

Kompas.com - 01/12/2020, 07:31 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com - Provinsi Jawa Tengah dalam beberapa hari belakangan jadi sorotan karena lonjakan kasus orang terjangkit virus corona.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, lonjakan itu sudah terjadi sejak pertengahan November 2020.

Semisal pada 13 November 2020, ada 1.362 kasus baru.

Lonjakan kembali terjadi pada Minggu (29/11/2020) dengan adanya penambahan pasien Covid-19 sebanyak 2.036.

Baca juga: Jumlah Kasus Harian Covid-19 Jateng Tertinggi di Indonesia, Begini Respons Ganjar...

Tidak hanya itu, dalam data yang dikeluarkan pada 24 November 2020, Jawa Tengah disebut punya kasus aktif terbesar di Indonesia, sebanyak 10.464 kasus.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak membantah ada lonjakan pasien Covid-19, apalagi setelah libur panjang akhir Oktober 2020 dan semakin banyaknya orang yang diperiksa sampel swab-nya.

Namun, lonjakan itu disebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak sebesar yang dilaporkan Kementerian Kesehatan.

Saat Kementerian Kesehatan melaporkan kasus aktif di Jawa Tengah sebesar 10.464, Ganjar menyebut jumlah kasus orang terjangkit virus corona di provinsinya hanya 7.463.

Sedangkan saat penambahan kasus harian dilaporkan sebesar 2.036, disebut sebenarnya hanya bertambah 844 kasus.

Baca juga: Jateng Tertinggi Covid-19, Pemprov Jateng Klaim Satgas Pusat Masukkan Data Ganda

Soal kasus aktif tertinggi, Ganjar mengatakan, hal itu terjadi karena keterlambatan input data.

Ganjar menduga, delay data itu disebabkan proses input data tidak dilakukan melalui satu sistem.

Dari pemeriksaan data dari 1 November 2020 sampai 10 November 2020, disebut Ganjar, ada 809 data delay yang ditempelkan sebagai data tambahan.

Bahkan, Ganjar juga menemukan ada 18 nama yang tes sejak Juni baru dimasukkan dalam rilis tersebut.

Selain itu, ada juga data baru yang belum dimasukkan sehingga terdapat perbedaan data mencapai 3.000-an kasus.

"Kemarin kita sempat berbeda 11, 35 begitu ya. Nah, kemarin ada perbedaan lagi kok banyak sekali, bayangkan kita masih ada perbedaan itu 3.000, kalau besok tiba-tiba dimasukkan 3.000 itu sudah pasti gede. Sudah pasti meningkat gitu aja. Tapi ya sebenarnya enggak apa-apa jumlahnya," kata Ganjar saat ditemui di kantornya, Semarang, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jateng Disorot Jokowi, Bagaimana Persiapan Pilkada di Sana?

Hal serupa diklaim juga menyebabkan tingginya penambahan kasus harian di Jawa Tengah.

Kepala Dinkes Jawa Tengah Yulianto Prabowo mencontohkan adanya data dobel yang terjadi di Kendal.

Dalam rilis Kementerian Kesehatan, Yulianto menyebut ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali.

Tak hanya data dobel, Yulianto juga menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan dalam rilis Satgas Covid-19 pada 29 November 2020.

Dari data itu, ternyata banyak data yang sebenarnya sudah di-input pada Juni lalu.

Baca juga: Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng, Tertinggi di Indonesia, Dinkes Berdalih Salah Data

Selain itu, ditemukan pula 75 orang yang pada minggu sebelumnya sudah dirilis, kemudian dirilis lagi.

“Untuk temuan 519 yang data dobel itu, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali, sehingga total data yang dobel sebanyak 694 kasus. Itu hari itu saja, ya saat rilis Jateng tambah 2.036,” ujarnya.

Terkait persoalan perbedaan data tersebut, Yulianto mengatakan, sudah berkali-kali koordinasi dengan Satgas Covid-19 Pusat.

Tujuannya agar data yang ada bisa sinkron sehingga tidak membuat resah masyarakat. Dia pun menegaskan, pihaknya terus berkomunikasi dengan pusat terkait perbaikan data ini.

“Kami meminta agar pusat mengambil saja data di website kami, corona.jatengprov.go.id karena itu sudah pasti benar. Ini saran yang kami sampaikan ke pusat, agar menjadi perhatian,” tegasnya.

Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com