Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intensitas Kegempaan Gunung Merapi November 2-5 Kali Lebih Tinggi Dibanding Oktober

Kompas.com - 30/11/2020, 23:18 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas kegempaan di Gunung Merapi pada bulan November ini 2-5 kali lebih tinggi dibanding bulan Oktober 2020 lalu.

Sedangkan untuk laju pemendekan jarak tercatat 11 sentimeter per hari.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengeluarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada Bulan November 2020.

Di dalam laporan, tercatat tanggal 8 November pukul 12.57 WIB, guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 3 kilometer di sektor Barat ke arah hulu Kali Sat.

"Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara pada bulan ini menunjukkan adanya perubahan, yaitu runtuhnya sebagian kubah Lava1954," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi pada Bulan November 2020, Senin (30/11/2020).

Baca juga: Kawah Merapi dan Cerita Menegangkan Pendaki Bakat Setiawan alias Lahar

Berdasarkan analisis foto drone tanggal 16 November 2020, teramati adanya perubahan morfologi dinding kawah akibat runtuhnya lava lama, terutama Lava 1.997 (Selatan), Lava 1.998, Lava 1.888 (Barat) dan Lava 1.954 (Utara).

"Belum teramati kubah lava baru," ungkapnya.

Intensitas kegempaan di Gunung Merapi pada bulan November lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober.

Dari data, dalam bulan ini tercatat 1.069 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 9.201 kali gempa Fase Banyak (MP), 29 kali gempa Low Frekuensi (LF), 1.687 kali gempa Guguran (RF), 1.783 kali gempa Hembusan (DG) dan 39 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada bulan ini (November) 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober yang lalu," tegasnya.

Baca juga: Ada yang Nekat Mendaki Gunung Merapi, BPPTKG: Tidak Dibenarkan karena Membahayakan Diri

Sedangkan untuk Deformasi Gunung Merapi pada bulan ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 11 sentimeter per hari.

Selama awal bulan hingga tanggal 20 November konsentrasi CO2 menunjukkan nilai yang cukup konstan, yaitu rata-rata 525 ppm.

Setelah periode tersebut hingga akhir bulan ini menunjukkan peningkatan hingga nilai maksimal sebesar 675 ppm.

BPPTKG menyimpulkan terdapat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi berupa aktivitas kegempaan internal yang mencapai 400 kali per hari, laju deformasi mencapai 11 cm/hari, konsentrasi gas CO2 yang meningkat menjadi 675 ppm, serta perubahan morfologi puncak akibat intensifnya aktivitas guguran.

Data-data hasil pemantuan tersebut menunjukkan proses desakan magma menuju permukaan.

"Berdasarkan tingginya data pemantauan, status aktivitas ditetapkan dalam tingkat aktivitas Siaga," tandasnya.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awanpanas sejauh maksimal 5 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com