Namun, bukannya mendapat jawaban, ia malah dipukuli hingga mengalami luka di sekujur tubuh yang cukup parah bahkan sempat dilarikan ke RSU Datu Beru.
"Jadi korban menghadapi massa, menanyakan maksud mereka. Ternyata karaoke dari alat pengeras suara yang dibunyikan dari lokasi menjadi alasan. Massa meminta pengelola memberhentikan kegiatan di lokasi ini," kata Arief, dihubungi Kompas.com, Minggu (29/11/2020).
Kata Arief, kegiatan di lokasi wisata itu dinggap warga tak menghargai acara di salah satu rumah warga yang sedang berduka.
Baca juga: 10 Orang Tewas Dalam Tabrakan di Tol Cipali, Polisi: Penyebab Kecelakaan Belum Tahu
Usai kejadian itu, lanjut Arief, pihaknya sudah meminta keterangan saksi dan masih mendalami kasus tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa Kampung Hakim Bale Bujang Misriadi mengatakan, mertua korban merupakan warga kampung yang dipimpinnya.
Jenazahnya dimakamkan di Kampung Hakim Bale Bujang, Kecamatan Lut Tawar.
"Benar pemakaman dilakukan di Hakim Bale Bujang," kata Misriadi saat dihubungi.
Baca juga: 7 Emak-emak di Jember Diduga Gelapkan 14 Mobil Rental, Ini Modusnya
(Penulis : Kontributor Takengon, Iwan Bahagia | Editor : Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.