Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh Partai, Mereka Dicopot karena Dianggap Membelot...

Kompas.com - 30/11/2020, 07:46 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sejumlah orang dicopot dari partai politik, selama proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Penyebabnya, mereka dianggap membelot dengan pilihan partai.

Berikut beberapa kasus pencopotan anggota partai dalam Pilkada 2020:

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Soal Kabar Rizieq Shihab Tinggalkan RS Ummi dari Pintu Belakang, Ini Kata Polisi | Dokter Yudhi Meninggal karena Covid-19

1. Bupati Semarang dan anaknya, dicopot karena sang istri jadi rival PDI-P

Bupati Semarang Mundjirin KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA Bupati Semarang Mundjirin
Bupati Semarang Mundjirin dan anaknya Biena Munawa Hatta dipecat dari keanggotaan partai PDI-P.

Bahkan Biena yang sebelumnya merupakan anggota DPRD juga telah resmi diberhentikan dari Fraksi PDI-P DPRD Semarang.

Kasus ini bermula ketika Bintang Narsasi, istri Mundjirin maju dalam Pilbup Semarang.

Bintang Narsasi juga merupakan ibu Biena.

Bintang bersama Gunawan Wibisono maju diusung oleh sejumlah partai seperti PKS, PPP, Gerindra, Golkar, Nasdem dan PAN.

Munjdirin dan Biena dianggap melakukan pembangkangan berat pada instruksi PDI-P dengan majunya Bintang Narsasi sebagai rival partai berlambang banteng moncong putih itu.

Padahal PDI-P mengusung Ngesti Nugraha dan Basari bersama PKB, Hanura serta Demokrat.

Akibatnya, Biena yang baru dilantik menjadi anggota DPRD, harus diberhentikan melalui Pergantian Antar Waktu (PAW) pada Rabu (18/11/2020).

Mundjirin pun meminta maaf dan membebaskan anaknya untuk mendukung ibunya atau beristirahat dari politik.

"Saya mohon maaf pada anak saya karena tidak bisa satu periode jadi DPRD, hanya dua tahun dan diganti," kata Mundjirin.

Baca juga: Perjalanan Anak Bupati Semarang Diberhentikan dari DPRD, Bermula Ibunya Jadi Rival PDI-P di Pilbup

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com