Direktur Komunikasi dan Media Tim Pemenangan Machfud Arifin-Mujiaman, Imam Syafii mengatakan, pihaknya tak mengetahui perihal video itu.
Ia juga tak bisa mendeteksi siapa saja yang ada di dalam video itu.
"Bisa juga setelah acara sapa warga, setelah selesai Pak Machfud-Mujiaman sudah meninggalkan lokasi, mereka melakukan apa-apa kan kami juga tidak tahu. Bisa juga inisiatif masyarakat," katanya.
Soal atribut yang digunakan, kata Imam, seitap simpatisan paslon nomor urut 2 mendapatkan kaos itu.
"Tapi kan pendukungnya banyak, kita tidak tahu satu per satu," jelasnya.
Baca juga: Sering Bikin Mampet Saluran Air, Ampas Kopi Diubah Jadi Bahan untuk Menjernihkan Jelantah
Ketua Kelompok Banteng Ketaton Sri Mulyono Herlambang memberi penjelasan terkait yel yang viral tersebut. Yel itu, kata dia, bentuk kekecawaan terhadap Risma.
Sebab, mereka menganggap Risma sebagai pihak yang memecah belah PDI-Perjuangan.
"Yel yang kami kumandangkan sebagai bentuk rasa kekecewaan kami dari banteng-banteng PDI-P terhadap kesewenang-wenangnya Risma (wali kota Surabaya Tri Rismaharini," ujar Sri Mulyono.
Sri Mulyono juga menegaskan, dirinya tak akan menghancurkan Kota Surabaya.
"Banteng Ketaton tidak ingin menghancurkan secara fisik Kota Surabaya. Kita cinta damai. Surabaya harus tetap aman, damai dan menyejahterakan rakyatnya. Tapi yang ingin kita hancurkan adalah arogansi dan oligarki politik Bu Risma," terangnya.