Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Banteng Ketaton: Yel Itu Bentuk Kekecewaan Kami Terhadap Kesewenangan Risma

Kompas.com - 27/11/2020, 20:04 WIB
Achmad Faizal,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Terpisah, Plt Ketua DPC Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surabaya Yusuf Lakaseng meminta Risma tak berlebihan menanggapi video itu.

"Ibu Risma diam saja, karena dengan diam Ibu Risma akan lebih dicintai masyarakat sekaligus menunjukkan kualitas ketokohan Bu Risma," kata Yusuf.

Yusuf menjelaskan, Risma merupakan ibu pembangunan dan kemajuan Kota Surabaya. Risma, kata dia, sedang berproses melakukan kaderisasi dengan mendukugn Eri Cahyadi.

"Cara membalasnya ya dengan memenangkan Eri Cahyadi di Pilkada Surabaya. Cara ini paling efektif untuk membalas serangan-serangan musuh politik yang saat ini sedang panik," tambahnya.

Baca juga: Viral, Video Yel Hancurkan Risma, Ternyata Dilakukan Kelompok Banteng Ketaton

Sebelumnya, video yang memperlihatkan sekelompok orang meneriakkan yel-yel itu viral di media sosial dan aplikasi percakapan instan dalam beberapa hari terakhir.

Dalam video itu, sejumlah pendukung paslon calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman menyanyikan yel-yel "hancur hancur hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga".

Di belakang pendukung terlihat spanduk besar bertuliskan silaturahmi pendukung dan gambar Machfud Arifin-Mujiaman.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com