Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Video Viral Yel "Hancurkan Risma", Dibuat Kelompok Banteng Ketaton, Polisi Diminta Turun Tangan

Kompas.com - 27/11/2020, 18:02 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sekelompok orang di Surabaya diketahui meneriakkan yel-yel yang dianggap berbau kebencian.

Orang-orang tersebut meneriakkan kata 'hancurkan Risma sekarang juga' sembari mengepalkan tangan ke udara.

Untuk diketahui, dalam Pilkada Surabaya, Risma dan partainya, PDI-P mengusung pasangan Eri-Armuji.

Adapun kelompok yang meneriakkan yel terlihat mengenakan baju bergambar salah satu pasangan calon lainnya di Pilkada Surabaya.

Diduga, kelompok yang melakukan yel tersebut adalah elemen Banteng Ketaton. Elemen itu diketahui merupakan pendukung dari paslon rival Eri-Armuji.

Video ketika yel-yel tersebut diteriakkan kemudian menyebar dan viral di media sosial.

Baca juga: Viral, Video Yel Hancurkan Risma, Ternyata Dilakukan Kelompok Banteng Ketaton


Polisi diminta turun tangan

Menanggapi beredarnya video tersebut pihak pasangan calon nomor urut 1 Eri Cahyadi dan Armuji mendesak pihak kepolisian mengusut video itu.

Sebab, yel-yel yang diteriakkan jelas mengesankan adanya kebencian.

"Video itu jelas menebar kebencian, saya harap ada tindakan dari polisi," kata Ketua Tim Pemenangan pasangan calon nomor Eri-Armuji, Adi Sutarwijono.

"Sejak awal kami sudah sepakat dengan menandatangani pakta integritas bahwa kampanye Pilkada Surabaya akan dijalankan dengan damai. Tapi, video itu mengekspresikan kebencian pada Bu Risma," tutur dia.

Baca juga: Fuad Bernardi soal Video Yel Hancurkan Risma: Salah Bu Risma Apa?

 

Putra sulung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Fuad Bernardi, siap dicalonkan jadi Wakil Wali Kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020.KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Putra sulung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Fuad Bernardi, siap dicalonkan jadi Wakil Wali Kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020.
Putra sulung Risma pertanyakan salah ibunya

Video itu pun menuai keprihatinan dari putra sulung Risma, Fuad Bernardi.

Kata-kata "hancurkan" dalam yel itu mengundang tanda tanyanya.

"Menghancurkan secara fisik atau menghancurkan program Bu Risma yang sudah 10 tahun dilakukan di Surabaya?" tutur Fuad.

Fuad juga mempertanyakan kesalahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Ia merasa ibunya tak pantas menjadi sasaran lantaran tak ikut bertarung dalam Pilkada Surabaya tahun ini.

Namun, ia meyakini masyarakat Surabaya sudah bisa menganalisis mana konten kampanye yang sesuai aturan atau tidak.

"Biar masyarakat saja yang menilai, saya rasa warga Surabaya sudah cerdas memiilah konten-konten kampanye yang baik," ujar dia.

Baca juga: Viral, Video Yel Hancurkan Risma, Ketua Tim Eri-Armuji: Itu Ekspresi Kebencian ke Bu Risma

Dibuat kelompok Banteng Ketaton, belum beri penjelasan detail

Ilustrasi tanda tanyaThinkstock Ilustrasi tanda tanya
Dari atribut yang dikenakan beberapa orang dalam video, dugaan mengarah ke pendukung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 2 Machfud Arifin dan Mujiaman.

Saat dikonfirmasi, rupanya Ketua Banteng Ketaton Surabaya Sri Mulyono Herlambang membenarkan jika orang-orang dalam video tersebut adalah pendukung paslon Machfud Arifin-Mujiaman dari elemen Banteng Ketaton.

"Direkam Rabu lalu di kawasan Jalan Kranggan Surabaya," kata Sri Mulyono.

Meski demikian, ia belum memberikan penjelasan terkait maksud dari yel-yel tersebut.

"Tunggu saja, kami akan menggelar konferensi pers soal video itu," tandas Sri Mulyono.

Baca juga: Menghancurkan secara Fisik atau Menghancurkan Program Bu Risma yang Sudah 10 Tahun Dilakukan?

 

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pengarahan kepada pelajar yang ikut dalam demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di SMP 1 Surabaya, Senin (19/10/2020).Dok. Pemkot Surabaya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pengarahan kepada pelajar yang ikut dalam demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di SMP 1 Surabaya, Senin (19/10/2020).
Di luar sepengetahuan tim pemenangan

Meski sudah mengarah ke pendukung paslon, namun tim pemenangan mengaku video itu di luar sepengetahuan mereka.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Komunikasi dan Media Tim Pemenangan Machfud-Mujiaman, Imam Syafii.

Imam juga tidak tahu kapan yel-yel itu diteriakkan, karena kemungkinan yel itu hanya dilakukan atas inisiatif sekelompok orang saja.

"Bisa juga setelah acara sapa warga. Setelah selesai Pak Machfud-Mujiaman sudah meninggalkan lokasi, mereka melakukan apa-apa kan kami juga tidak tahu. Bisa juga inisiatif masyarakat," katanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor : David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com