Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Yel "Hancurkan Risma", Ternyata Dilakukan Kelompok Banteng Ketaton

Kompas.com - 27/11/2020, 11:56 WIB
Achmad Faizal,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Viral di media sosial Twitter video yang memperlihatkan sekelompok orang meneriakkan yel "hancurkan Risma".

Dalam video berdurasi 20 detik itu, tampak sekumpulan orang yang mengenakan baju bergambar salah satu pasangan calon pada Pilkada Surabaya mengepalkan tangan sambil bersama-sama meneriakkan yel "hancurkan Risma sekarang juga".  

Baca juga: Sebelum Meninggal karena Covid-19, Bupati Situbondo Sempat Terima Penghargaan dari Khofifah

Ketua Banteng Ketaton Surabaya Sri Mulyono Herlambang membenarkan bahwa orang-orang dalam video tersebut adalah pendukung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman dari elemen Banteng Ketaton.

"Direkam Rabu lalu di kawasan Jalan Kranggan Surabaya," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (27/11/2020).

Baca juga: Bupati Situbondo Meninggal karena Covid-19, Awalnya Tanpa Gejala, 3 Hari Kemudian Berpulang

Namun, dia enggan menjelaskan detail maksud dari yel tersebut.

"Tunggu saja, hari ini kami akan menggelar konferensi pers soal video itu," ujar Sri Mulyono.

Direktur Komunikasi dan Media Tim Pemenangan Machfud- Mujiaman, Imam Syafii, mengatakan, peristiwa dalam video itu di luar sepengetahuannya.

Dia juga tidak bisa mendeteksi satu per satu orang di dalam video tersebut.

"Bisa juga setelah acara sapa warga. Setelah selesai Pak Machfud-Mujiaman sudah meninggalkan lokasi, mereka melakukan apa-apa kan kami juga tidak tahu. Bisa juga inisiatif masyarakat," katanya.

Soal atribut yang dikenakan, kata Imam, setiap simpatisan Machfud-Mujiaman juga mendapatkan atribut kaus.

"Tapi, kan pendukungnya banyak, kita tidak tahu satu per satu," jelasnya.

Adi Sutarwijono, Ketua Tim Pemenangan pasangan nomor urut 1 Eri Cahyadi-Armuji, menyayangkan video tersebut.

"Sejak awal kami sudah sepakat dengan menandatangani pakta integritas bahwa kampanye Pilkada Surabaya akan dijalankan dengan damai. Tapi, video itu mengekspresikan kebencian pada Bu Risma," katanya saat dikonfirmasi.

Dia pun berharap pihak kepolisian turun tangan untuk mengusut video yang menebar kebencian itu.

"Video itu jelas menebar kebencian, saya harap ada tindakan dari polisi," terangnya.

Seperti diketahui, Risma merupakan kader dari PDI-P. Partai berlambang banteng ini mengusung pasangan Eri-Armuji pada Pilkada Surabaya.

 

Terkait video tersebut, Forum Komunikasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (Forkom LPMK) Surabaya menyerukan kedua pasangan calon yang berlaga di Pilkada Surabaya untuk berkampanye secara ramah dan tidak provokatif.

Kampanye dengan cara ramah akan menciptakan suasana Pilkada Surabaya yang damai aman dan menyenangkan.

"Terus terang saya sedih melihat video tersebut, sangat provokatif," kata Ketua Forkom LPMK Surabaya Unsi Fauzai.

Sebagai warga Surabaya, dia jelas tidak terima terhadap siapa pun yang merendahkan Risma.

"Beliau (Risma) masih wali kota sekarang. Apa salah Bu Risma kok sampai mau dihancurkan?" ujar dia.

Pihaknya mengimbau kepada siapa pun pendukung pasangan calon untuk memakai cara-cara yang simpatik dalam berkampanye.

Video yang dianggap provokatif itu mengundang warganet ramai-ramai menuliskan #BelaBuRisma. Tagar itu sempat menjadi trending topic di Twitter pada Kamis malam.

Pilkada Surabaya diikuti dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota.

Pasangan nomor urut 1 Eri Cahyadi-Armuji diusung partai tunggal PDI-P dan didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Pasangan ini akan melawan pasangan nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman yang diusung delapan partai koalisi, yakni PKS, PPP, PKB, Golkar, Nasdem, Demokrat, PAN, dan Gerindra. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com